Denny Indrayana Ungkap Alasan Maju di Pilkada Kalsel
- Istimewa
VIVA – Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, mengungkapkan alasan dirinya maju di Pilgub Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam Pilkada serentak 2020. Menurut Denny, kondisi Kalsel saat ini menjadi alasannya mencalonkan diri.
"Meninggalkan kenyamanan di Jakarta, teman-teman bilang apa yang saya lakukan kurang tepat. Apalagi bertarung di Kalsel melawan kekuatan modal besar. Tapi melihat kondisi di Banua semakin hari, hati seperti berontak. Ini alasan untuk maju. Maka Bismillah saya teguhkan maju, bertekad amar ma'ruf nahi munkar saja agar jalan Kalsel kembali lurus untuk kemakmuran masyarakat," ungkap Denny saat bertemu tokoh agama Kota Pelaihari, Tanah Laut, Tuan Guru Muhammad Noor dalam keterangannya, Selasa, 20 Oktober 2020.
Baca juga: Pandemi COVID-19, Kampanye Pilkada Diharapkan Secara Door to Door
Dalam kontestasi di Pilkada Kalsel, dirinya berpasangan dengan politikus Gerindra, Difriadi Darjad dan didukung sejumlah partai politik seperti Gerindra, Demokrat, PPP, dan parpol lain seperti Hanura, Gelora, Garuda, serta Berkarya.
Denny mengungkapkan, berbagai tahapan telah dilalui untuk bisa maju pada Pilkada 2020. Menurut dia, perjuangan saat ini tinggal satu tahap lagi, yakni meyakinkan masyarakat untuk memilihnya demi menyelamatkan Kalsel.
"Dari modal niat membangun Banua, sampai akhirnya bisa meyakinkan sejumlah parpol untuk mengusung di pilkada. Ini adalah momen kebenaran yang harus diraih. Bersama kita hijrah gasan Banua," ujar Denny.
Denny mengatakan, saat ini banyak masyarakat yang mengeluhkan lesunya ekonomi dan sulitnya mencari lapangan kerja di Kalsel. Jika kelak terpilih memimpin Kalsel, dirinya mengaku akan memberikan perhatian khusus persoalan itu. Misalnya, dengan mengalokasikan anggaran Rp2 miliar per kecamatan untuk menggairahkan lagi nadi ekonomi rakyat.
Anggaran itu nantinya diperuntukkan bagi pinjaman modal usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pinjaman usaha pertanian dan perkebunan, hingga untuk pengembangan peternakan dan perikanan. Denny mengungkapkan, anggaran tersebut sangat diperlukan masyarakat, terutama dalam menghadapi masa pandemi COVID-19.
"Kita hitung-hitung anggaran Rp2 miliar per kecamatan cukup. Meskipun pendapatan Kalsel tak terlalu berlebih, yakni sekitar Rp6,7 triliun, bisalah itu dianggarkan. Sebab jika ada 156 kecamatan di Kalsel maka total anggaran yang diperlukan hanya sekitar Rp312 miliar," kata Denny.
Sementara itu, Guru Muhammad Noor mengaku sudah cukup lama mendengar tentang gebrakan yang dilakukan Denny Indrayana sewaktu masih aktif menjabat sebagai wakil menteri Hukum dan HAM era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Apalagi, kata dia, Denny juga dikenal sebagai aktivis antikorupsi. Kepemimpinan seperti itu diperlukan membangun Kalimantan Selatan.
"Mudah-mudahan dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar, Haji Denny bisa terus istiqomah dalam perjuangan dan dikabulkan semua hajat-hajatnya," kata Noor.
Selain bertemu tokoh agama, Denny juga mengunjungi pasar di Kota Pelaihari. Dalam kunjungannya itu, salah satu warga, Slamet Yusuf berharap janji-janji kampanye Denny dapat terealisasi. Menurutnya, pengangguran di Kalsel menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi gubernur yang baru nantinya.
"Kami berharap kalau Pak Haji Denny terpilih tentu ini menjadi PR yang harus dilakukan. Apalagi sekarang pengangguran terbilang cukup banyak. Gubernur mendatang harus memikirkannya," ujar Slamet.