Desakan Pilkada 2020 Ditunda, Demokrat: Sayang Sudah Setengah Jalan
- VIVA/Yandi Deslatama
VIVA – Ketua DPD Partai Demokrat Banten, Iti Octavia Jayabaya menyayangkan jika pelaksanaan Pilkada serentak 2020 harus ditunda. Kendati pun Iti menyadari pilkada tahun ini dilaksanakan di tengah pandemi, dimana potensi penularan dan penyebaran COVID-19 itu sangat besar, apalagi pilkada identik dengan pengerahan massa.
Baca: Survei: Khawatir Jadi Klaster Baru, Publik Minta Pilkada 2020 Ditunda
Karenanya, meminimalisir kampanye tatap muka dan tidak mengerahkan massa selama kampanye menjadi mutlak dilakukan pasangan calon untuk mencegah penyebaran virus. Partai Demokrat Banten, kata dia, akan memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial untuk melakukan kampanye tatap muka secara daring.
Sebisa mungkin, partai berlambang mercy menghindari kampanye terbuka yang melibatkan massa banyak.
"Kampanye terbuka kan melibatkan kerumunan massa harus kita hindari, kampanye kreatif melalui udara, agar pesannyatetap sampai. Mungkin begitu pengenalannya melalui medsos dan virtual," kata Ketua DPD Demokrat Banten, Iti Octavia Jayabaya, usai menghadiri ulang tahun Demokrat ke-19 di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu, 19 September 2020.
Komitmen untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan COVID-19 dan mencegah kerumunan saat kampanye harus dipatuhi semua paslon. Iti yang juga Bupati Lebak itu mengaku akan mengikuti kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan pilkada serentak yang akan berlangsung pada 9 Desember 2020 mendatang.
Soal desakan banyak pihak agar pilkada 2020 ini ditunda, Iti menganggap hal tersebut wajar terjadi. Akan tetapi dia menyayangkan jika pilkada sampai ditunda, lantaran segala prosesnya sudah berjalan dan masih ada alternatif dengan pemanfaatan teknologi informasi sebagai media kampanye. Sehingga bisa meminimalisir kerumunan massa dan protokol kesehatan tetap bisa dilakukan.
"Ini kan negara demokrasi, sah-sah saja (kalau mau di tunda). Kalau kenurut saya kan sudah setengah jalan, kita bisa meminimalisir penularan itu dengan menggunakan teknologi yang ada," terangnya.
Partai Demokrat di Banten mengusung dua kadernya untuk maju di Pilkada serentak, yakni Siti Nur Azizah sebagai calon walikota Tangsel dan Eki Baihaki sebagai Calon Bupati Serang.
Kemudian di Kota Cilegon, dia mengusung Paslon Iye-Awab yang akan melawan inchumbent. Sedangkan di Kabupaten Pandeglang, Demokrat mendukung inchumbent Irna Narulita-Tanto Warsono Arban.
"Ya targetnya pasti menang semua, di empat daerah Pilkada itu. Tapi semua harus tetap patuh sama protokol kesehatan," jelasnya.
Sebelumnya, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mendesak agar penundaan Pilkada dipertimbangkan serius. Hal itu karena penyebaran COVID-19 yang makin meluas di Indonesia.
Angka penyebaran COVID-19 disebut hampir menyentuh seluruh kabupaten/kota se Indonesia. Dari data yang diperoleh, angka orang terinfeksi per hari terus mengalami kenaikan dan belum ada tanda-tanda wabah ini bisa dikendalikan dengan signifikan.
"Pelaksanaan pilkada memiliki banyak aktivitas yang sangat rawan menjadi titik baru penularan COVID-19. Interaksi antar penyelenggara, penyelenggara dengan peserta, penyelenggara dengan pemilih, termasuk peserta pilkada dengan pemilih," kata Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Agustyati, Sabtu, 19 September 2020.
Sementara Polmatrix Indonesia merilis temuan surveinya terkait gelaran pilkada serentak 2020 yang terus bergulir meskipun tengah terjadi pandemi COVID-19. Hasilnya, publik lebih memilih opsi pilkada serentak 2020 di seluruh daerah untuk ditunda.
"Sebanyak 72,4 persen memilih pilkada ditunda seluruhnya, karena khawatir kerumunan massa dalam pilkada akan menciptakan klaster baru COVID-19," ujar Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Rabu, 16 September 2020.