Mahfud MD Senang COVID Kluster Pilkada 2020 Belum Ada

Menkopolhukam Mahfud MD.
Sumber :
  • Reza Fajri/VIVA.

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanana, Mahfud MD, mendapat kabar baik terkait pelaksanaan tahapan-tahapan Pilkada Serentak 2020, yang sejauh ini belum menimbulkan kluster baru COVID-19. 

Ia merasa senang lantaran pelaksanaan pilkada yang sebelumnya menjadi kekhawtiran banyak pihak, justru bisa dijawab karena tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Hingga menjelang empat minggu lagi ke pemungutan suara, proses pilkada sejauh ini tidak menimbulkan kluster baru COVID, baik di DIY maupun di berbagai daerah lain di Indonesia,” kata Mahfud saat memberikan arahan secara daring terkait persiapan Pilkada 2020 di depan para ketua KPU, ketua Bawaslu, dan Forkopimda se-DIY di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Sabtu 7 November 2020.

Baca juga: Bantuan Gaji Rp600 Ribu Termin II Belum Cair, Ini Kata Menaker Ida

Sejauh ini, kata Mahfud, proses dan tahapan pilkada sudah lebih dari 50 persen. Khusus untuk tiga kabupaten di Yogyakarta yang akan menggelar pilkada, ditemukan 5 pelanggaran selama kampanye, berdasarkan laporan Bawaslu. Dari laporan tersebut, tidak satu pun dari pelanggaran itu yang terkait dengan protokol kesehatan.

“Oleh karena itu, melalui Gunung Kidul ini saya berpesan kepada seluruh KPU dan Bawaslu serta Forkopimda di seluruh Indonesia untuk menjaga pilkada ini agar selesai dengan baik, tanpa muncul klaster baru COVID dari tahapan-tahapan yang masih akan kita hadapi hingga tanggal 9 Desember mendatang," jelas Mahfud.

Mahfud bilang, tantangan mengawasi protokol kesehatan selama pilkada serentak adalah karena jumlah wilayah Indonesia begitu luas. Dari 270 pilkada yang digelar, terdapat 715 pasangan calon dan tersebar di 309 kabupaten/kota. 

Dengan begitu, bisa dibayangkan berapa kontestan dan wilayah melakukan kegiatan kampanye secara serempak di waktu bersamaan.

Tantangan itu juga disampaikan Ketua Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarata, Bagus Sarwono saat menyampaikan laporan.  

“Menjadi tantangan bagi kita karena sejauh ini kampanye tatap muka secara terbatas yang paling digemari oleh paslon, sementara kampanye secara daring jumlahnya sangat kecil," kata dia.