Elektabilitas Prabowo-Sandi Turun, Hanura: Politisasi Agama Tak Mempan
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Ketua Fraksi Partai Hanura di DPR, Inas Nasrullah Zubir, menyatakan turunnya elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomer urut 02, Prabowo-Sandi usai aksi Reuni Bela Islam tanggal 2 Desember lalu adalah fakta yang harus diterima oleh tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin itu menilai, penurunan elektabilitas Prabowo-Sandi pasca aksi 212 jilid III itu telah membuka tabir politisasi agama yang kerap dilakukan oleh tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
"Reuni Mujahid 212 pada tanggal 2 Desember 2018 sarat dengan politik ambisi untuk Pilpres 2019, sehingga Insya Allah tidak lagi mendapat ridho dari Allah SWT yang telah membukakan mata dan hati umat Islam di Indonesia untuk melihat bahwa reuni tersebut telah keluar dari kepentingan membela Islam, tapi cenderung mengelu-elukan Prabowo Subianto demi ambisi Pilpres 2019," kata Inas Zubir dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 22 Desember 2018.
Diketahui sebelumnya, LSI Denny JA telah merilis hasil survei yang dilakukan setelah berlangsungnya Reuni Mujahid yang dilakukan pada 2 Desember 2018 lalu.
Dalam surveinya, tingkat keterpilihan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mengalami peningkatan. Pada November 2018 elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 53,2 persen. Pada Desember atau setelah diselenggarakannya reuni mujahid 212, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf naik menjadi 54,2 persen.
Sedangkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mengalami penurunan. Pada November 2018 pasangan Prabowo-Sandiaga Uno berada di angka 31,2 persen. Pada Desember 2018 atau setelah reuni mujahid 212, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno turun menjadi 30,6 persen. (ren)