Sandi Dibela Cucu Pendiri NU, Irfan Hasyim Kecam PCNU Lumajang
- VIVA/Cahyo Edi
VIVA – Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga Irfan Yusuf Hasyim bereaksi keras terkait protes Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Lumajang soal pengibaran bendera NU yang dilakukan calon wakil presiden nomor urut 02, Sadiaga Uno, saat kampanye di Stadion Semeru, Lumajang, Kamis 4 April 2019 lalu.
Menurut Gus Irfan, begitu ia biasa dipanggil, pengibaran bendera NU oleh Sandiaga hanyalah umpan balik dari peserta kampanye di Lumajang yang notabene kader NU.
"Jadi, bukan masuk dalam skenario panitia kampanye di Lumajang. Sandiaga merespons dari peserta kampanye. Sesuatu hal yang natural dan wajar saja. Bendera NU bukan dipersiapkan oleh panitia kampanye. Itu yang perlu digarisbawahi," katanya dalam pernyataan resmi yang diterima VIVA, Sabtu 6 April 2019.
Yang justru menjadi pertanyaan, lanjut dia, mengapa PCNU Lumajang begitu reaktif atas tindakan spontan Sandiaga Uno tersebut. Dan, sayangnya,untuk masalah yang lebih serius, yakni penggunaan mesin struktur NU untuk pemenangan paslon nomor 01, struktur NU tidak bergeming. "Struktur NU tidak bereaksi, namun justru terlibat aktif," ujarnya.
Sebagai dzurriyyah muassis NU, Gus Irfan mengaku sangat prihatin dengan lelaku oknum pengurus struktur NU yang tanpa tedeng aling-aling menjadikan NU sebagai kendaraan politik partisan berjangka pendek. Mestinya, NU menjadi penjaga moral para pelaku politik, namun justru terlibat sebagai pemain lapangan.
"Tindakan yang ceroboh dan menjadikan cacat historis bagi perjalanan khitah NU. Pengurus ada masanya, tapi kami sebagai anak turun pendiri NU, tak ada masanya hingga hayat dikandung badan," kata cucu pendiri NU KH Hasyim Ashari itu.
Reaksi PCNU Lumajang dengan memframing tindakan Sandi terkait bendera NU sedemikian rupa, kata dia, sejatinya sedang melakukan tindakan sebagaimana peribahasa "menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri".
"Baiknya, para pengurus NU di semua jenjang organisasi meminta fatwa pada hati masing-masing, apakah tindakan mereka benar secara organisasi atau tidak. "Fastafti Qolbaka", mintalah fatwa pada hati kalian apakah menjadikan NU sebagai mesin politik partisan berjangka pendek, merupakan tindakan baik atau tidak?" ujar dia.
Baca juga: