Survei NCID Pasca Debat Keempat, Prabowo Lebih Unggul
- VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)
VIVA – Elektabilitas pasangan calon presiden (Capres) dan Cawapres Indonesia, Prabowo Subianto berhasil melampaui Joko Widodo (Jokowi) dengan angka terpaut 18,2 persen. Hasil survei tersebut dirilis oleh Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) pasca debat keempat yang digelar Sabtu, 30 Maret lalu.
"Prabowo unggul pada debat keempat karena secara umum menguasai tema debat terlebih dalam tema pertahanan dan keamanan serta wawasan global," kata Direktur Eksekutif NCID Jajat Nurjaman dalam siaran persnya, Sabtu, 6 April 2019.
Selain itu, kata Jajat, keunggulan tersebut ditopang efek kampanye terbuka yang selalu berhasil menarik banyak elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Sehingga, penampilan Prabowo dalam debat keempat juga berhasil dikonversi ke penambahan angka elektabilitas.
"Ketegasan dan kelugasannya (Prabowo) dalam menyampaikan gagasan dan pesan dalam debat. Kemudian juga mulai mengambil posisi ofensif, seolah menjadi pendorong bagi pemilih yang selama ini belum menentukan sikap. Selain itu tentu saja efek dari kampanye terbuka yang masif berpengaruh positif bagi elektabilitasnya," ujar Jajat.
Jajat melanjutkan, performa Prabowo juga yang menyebabkan responden yang sebelum debat keempat belum menentukan pilihan mulai memutuskan untuk mendukung capres nomor urut 02 itu. Bahkan dalam survei ini, pemilih yang belum menentukan sikap (undecided voters) atau tidak mau menjawab hanya tinggal 1,74 persen.
"Responden yang sebelumnya masih ragu menjatuhkan pilihan, mulai menentukan sikapnya karena debat terakhir dipandang membuka mata sosok pemimpin mana yang orientasinya kepentingan nasional, memiliki pemahaman dan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat, serta memiliki kemampuan untuk mempertahankan bangsa dan negara," kata Jajat.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan untuk menilai sejauh mana penampilan dalam debat berpengaruh terhadap elektabilitas Jokowi maupun Prabowo Subianto dibandingkan sebelumnya.
Dalam survei yang digelar sejak Minggu 31 Maret sampai 2 April 2019 menunjukkan elektabilitas Jokowi hanya mendapat 40,03 persen, dilampaui dengan sangat signifikan oleh capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, dengan perolehan 58,23 persen.
Survei NCID juga melibatkan 632 responden yang mewakili 34 provinsi di Indonesia. Sampel tersebut dipilih secara acak bertingkat. Ada pun metode pengumpulan data melalui wawancara tatap muka disertai kuisioner dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 3,9 persen.
Dalam survei sebelumnya, Indikator merilis keunggulan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan, masyarakat yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 55,4 persen. Sementara itu, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah 37,4 persen.
"Selisih sekitar 18 persen. Kalau kita cek trennya, undecided makin lama turun," ujar Burhanuddin, Rabu 3 April 2019 lalu. Ada beberapa turunan survei, yang mengunggulkan Jokowi-Ma'ruf. Baik di kalangan agama seperti Muslim dan Non Muslim, gender, hingga wilayah apakah perkotaan dan desa, termasuk soal tingkat pendidikan dan pendapatan.
Survei Indikator melihat "Dinamika Elektoral Jelang Pemilu 2019" dan "Arah Dukungan Swing Voters" dan "Undecided Voters."
Adapun survei dilakukan pada 22-29 Maret 2019. Sebanyak 1.220 responden yang diteliti. Sementara itu, margin of error lebih kurang 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Menggunakan metode simple random sampling.