Jokowi Keluhkan Beragam Hoax yang Menyerangnya: Kejam Banget!

Calon presiden petanan Joko Widodo
Sumber :
  • VIVA/Lilis Khalisotussurur

VIVA – Calon presiden Joko Widodo mengulangi lagi klarifikasinya tentang ragam kabar bohong atau hoax yang menyerangnya selama ini, di antaranya rumor bahwa pemerintah akan melarang azan, menghapus pendidikan agama, melegalkan pernikahan sejenis, dan lain-lain.

Dia mengingatkan, isu-isu semacam itu disebarkan makin meluas menjelang hari pencoblosan pemilu pada 17 April. Dia mengimbau masyarakat, terutama para pendukungnya, agar berhati-hati dan tak mudah terhasut aneka fitnah seperti itu.

“Dalam waktu dua minggu biasanya banyak sekali isu-isu, kabar-kabar bohong, kabar-kabar fitnah, hasutan-hasutan, hoax, yang bertebaran baik di media sosial maupun di masyarakat. Dari pintu ke pintu," katanya ketika berkampanye di GOR Bung Hatta, Ngawi, Jawa Timur, Selasa malam 2 April 2019. 

Ia menengarai hoax tak ada di Jawa Timur. Tapi sudah mulai muncul hoax itu di provinsi lain. Misalnya, hoax bahwa Jokowi dianggap kader atau anak dari orangtua simpatisan PKI sudah hilang karena terus menerus ia klarifikasi.

"Tapi ini muncul isu baru lagi. Apa itu?” ujarnya, mencoba mewanti-wanti masyarakat.

“Nanti,” katanya, mengutip sejumlah contoh hoax, “kalau Jokowi-Kiai Haji Ma'ruf Amin menang, akan ada larangan azan. Coba, logikanya pripun (bagaimana). Kedua, kalau Jokowi-Kiai Haji Ma'ruf Amin menang, nanti yang namanya pendidikan agama akan dihapus. Ada banyak isu kayak gitu. Ketiga, nanti kalau Jokowi-Kiai Haji Ma'ruf Amin menang, akan dilegalkan [atau] diperbolehkan perkawinan sejenis dan zina. Kan kejam banget!”

Berdasarkan survei sejumlah lembaga riset, menurut Jokowi, sedikitnya sembilan juta orang percaya hoax seperti itu. Bila tak dijawab atau diklarifikasi, berbahaya sekali karena bisa merembet ke mana-mana.

"Oleh sebab itu harus kita jawab. Kalau bapak-ibu semuanya mendengar mengenai ini juga harus dijawab, diluruskan, jangan didiamkan. Berbahaya sekali. Saya juga memohon pada para ulama agar ini juga diluruskan. Berbahaya sekali isu-isu seperti ini," ujarnya.

Ia memastikan bahwa fitnah-fitnah semacam itu tak mungkin terjadi, siapa pun presidennya. Sebab Indonesia negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Masyarakat Indonesia juga taat pada nilai-nilai norma budaya, norma etika, dan tata krama.

"Tidak mungkin hal-hal kayak tadi akan diperbolehkan, siapa pun presidennya. Ndak akan mungkin berani melakukan itu. Jadi logikanya enggak masuk," kata Jokowi.

Ia mencurigai hoax ditebar hanya agar masyarakat tak memilihnya dalam pemilu. Ia pun meminta masyarakat datang beramai-ramai ke tempat pemungutan suara mengenakan baju putih pada 17 April. (mus)