Nasihat Syafii Maarif buat Dua Kubu Capres: Jangan Terlalu Serius

Mantan ketua umum Muhammadiyah, Syafii Maarif, saat menghadiri sebuah acara di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 25 Januari 2019.
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA – Mantan ketua umum Muhammadiyah, Syafii Maarif mengingatkan masyarakat bahwa tak ada alasan penting untuk berselisih hingga bermusuhan, akibat berbeda pilihan calon presiden dalam pemilu.

Pemilu legislatif maupun pemilu presiden, katanya, ibarat ritual rutin lima tahunan, dan karenanya tak perlu dianggap serius berlebihan. Mestinya, menurutnya, pemilu menjadi momentum untuk menyegarkan atau menghidupkan lagi semangat berbangsa dan bernegara.

"Pemilu--pileg, pilpres--itu kan ritual lima tahunan. Jangan dianggap terlalu serius. Kalau kita tidak suka dengan pemimpin, ya, tinggal diganti (sesuai peraturan perundangan)," kata Syafii, ketika ditemui wartawan, saat hadir dalam forum bedah buku di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat 1 Maret 2019.

Guru besar Universitas Negeri Yogyakarta itu berpendapat, berdemokrasi dengan cara berpartisipasi dalam pemilu ialah bagian dari melatih kesabaran dan mematuhi aturan. Artinya, segala visi dan misi perubahan harus melalui aturan main yang jelas. "Jadi, jangan main-main; grusa-grusu (sembrono)," ujarnya.

Dia sekalian mengajak masyarakat, agar tak mengait-ngaitkan urusan politik kepemiluan dengan keyakinan beragama atau ketuhanan. Sebab, itu bisa disalahtafsirkan, sehingga dapat memicu konflik.

Jadi, dia mengingatkan lagi, “Jangan terlalu serius. (pemilu) Jangan dihubungkan (dengan keyakinan keagamaan, seolah) nanti kalau tidak menang, tidak ada yang sembah Allah.” (asp)