Kubu Prabowo Protes Menristekdikti Ajak Mahasiswa di Bali Coblos Satu

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, diduga melakukan kampanye terselubung pada acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Lapangan Renon, Denpasar, Kamis, 21 Februari 2019.

Di hadapan mahasiswa, Nasir mengajak agar menggunakan hak pilih alias jangan golput. Namun, seakan dia mengarahkan agar pilihan itu dijatuhkan pada capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin.
 
Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandi angkat bicara soal pernyataan Nasir tersebut. Juru Bicara PBD Prabowo-Sandi Provinsi Bali, Fachruddin Piliang menyesalkan pernyataan Menteri yang juga politikus PKB itu.

Nasir seolah menggiring dan mengarahkan masyarakat, dalam hal ini mahasiswa untuk mencoblos Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Kita mengharapkan para pejabat negara tidak menggunakan diksi-diksi tentang ajakan memilih calon tertentu," kata Fachruddin ditemui di Kantor DPD Partai Gerindra Provinsi Bali di Jalan Tantular, Denpasar.

Baginya, apa yang dilakukan oleh Nasir merupakan preseden buruk pembelajaran demokraasi bagi rakyat. "Itu melukai proses-proses demokrasi yang kita jalani bersama," katanya.

Fachruddin meminta Bawaslu segera mengambil sikap atas dugaan kampanye yang dilakukan oleh Nasir tersebut.

"Kita berharap Bawaslu serius menangani perkara yang sudah kita sampaikan di Bawaslu (dugaan kampanye Gubernur Bali Wayan Koster pada acara Milenial Safety Road Festival Minggu lalu). Termasuk dalam hal ini dugaan kampanye Menristekdikti Mohamad Nasir," ucapnya.  

Sebelumnya, Menristekdikti Mohamad Nasir di hadapan mahasiswa di Lapangan Renon, Denpasar, mengajak mahasiswa agar memanfaatkan momentum politik Pemilu 2019. Ia mengimbau kepada seluruh peserta yang hadir untuk menyalurkan hak pilihnya jangan golput.

"Saya hanya titip, hanya pesan. Saya hanya mengulang, apa yang disampaikan Pak Gubernur (Gubernur Bali Wayan Koster). Tahun 2019 ini, adalah tahun politik. Jangan kita membuat gaduh di lingkungan mahasiswa. Kita lakukan demokrasi yang sebaik-baiknya. Gunakan hak pilih yang baik, jangan golput," kata Nasir.

Golput, ia melanjutkan, merugikan bangsa Indonesia. Sendi-sendi demokrasi akan terganggu dengan adanya golput. "Manfaatkan (hak pilih). Silakan pilih sesuai dengan hati nurani saudara. Jangan sampai tidak memanfaatkan hal ini," ujarnya.

Saat ini, ada dua calon presiden yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), untuk bisa dipilih memimpin bangsa ini lima tahun ke depan.

"Karena itu, silakan Anda memilih dengan nurani saudara. Oleh karena itu, dalam hal ini jangan sampai dicoblos dua. Dicoblos dua, batal itu namanya nanti ya. Dicoblos hanya satu saja. Satu saja, jangan coblos dua. Satu saja supaya benar," katanya. (ase)