Ma'ruf Amin Jelaskan Keunggulan Ekonomi Keumatan
- VIVA/Eduward Ambarita
VIVA – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menghadiri peluncuran buku yang diambil dari sejumlah pemikirannya tentang konsep ekonomi keumatan. Buku ini diutarakannya unik karena sang penulis Sahala Panggabean seorang pemeluk agama Nasrani, dan Anwar Abbas merupakan warga Muhammadiyah.
"Yang luar biasa lagi saya merasa bangga penulisnya ini Pak Sahala ini kebetulan non-muslim, padahal saya ini Islam. Kemudian Pak Anwar Abbas itu muslim (warga) Muhammadiyah, saya NU. Ini luar biasa. Jadi pikiran-pikiran dari orang NU ditulis oleh non-muslim Kristiani dan oleh orang Muhammadiyah," kata Ma'ruf saat menyampaikan sambutan peluncuran buku berjudul 'The Ma'ruf Amin Way' di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat 1 Februari 2019.
Ma'ruf kemudian menerangkan kembali konsep ekonomi keumatan yang mengacu tentang pemerataan. Ia menekan kolaborasi adalah kunci mengatasi kesenjangan ekonomi.
"Karena dari situlah dengan menggunakan teori trickle down effect, teori ini kemudian mengharapkan lahirnya konglomerat yang kemudian nanti menetes ke bawah," kata Ma'ruf.
"Harus ada perubahan, perubahan yang signifikan, yang fundamental dalam membangun ini yaitu membangun ekonomi dari bawah atau juga istilahnya membangun kerakyatan ekonomi dari bawah," ucapnya.
Dalam agama dan sila kelima Pancasila pun, katanya, ada petunjuk bahwa ekonomi harus berputar, bukan dinikmati segelintir orang saja. Untuk mewujudkan itu harus ada kerja sama dan kemauan untuk mendorong konsep ekonomi keumatan itu. Kemitraan dengan kalangan industri dan sektor keuangan, jasa merupakan beberapa contoh yang dimaksud.
"Bahwa ekonomi kita berdasarkan kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan mutualisme. Kalau bahasa kiai-nya itu ukhuwah, persaudaraan, kekeluargaan, kemudian juga saling menolong saling membantu saling menopang," kata dia.
Ma'ruf juga mengaku kaget hasil pemikirannya itu telah menghasilkan karya dua buku. Yang pertama, Ma'ruf pernah menghadiri peluncuran buku hampir tema serupa yang berjudul 'Arus Baru Ekonomi Indonesia’. Ia berharap, kelak terpilih konsep ini dikembangkan dari kelanjutan pembangunan yang sudah dilakukan dari sekarang.
"Semoga 2024 Indonesia bisa menjadi negara maju, sejahtera dan besar, tinggal landas. Dan menuju Indonesia yang lebih maju lagi,sejajar dengan negara-negara maju yang lain," kata Ma'ruf. (ren)