Mesin Partai Solid, Golkar Bisa Rebound di Pileg 2019
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Partai Golkar diprediksi hasil survei terlempar dari posisi dua besar di Pemilu Legislatif atau Pileg 2019. Namun, Partai Beringin itu diyakini tetap bisa menembus posisi papan atas setidaknya dua besar karena sudah teruji sebagai partai besar dan modern.
"Golkar sudah teruji sebagai partai modern yang tak tergantung pada satu figur kuat. Mesin partai saya lihat saat ini solid," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno kepada VIVA, Kamis, 3 Januari 2019.
Adi menganalisis memang sejak Reformasi, Golkar belum mengantarkan kadernya sebagai presiden lewat pemilu. Tapi, dalam pileg, posisi Golkar selalu unggul dengan minimal menempati posisi dua besar. Bahkan, di Pileg 2004, Golkar pernah berjaya sebagai pemenang dengan meraih 24,4 juta atau 21,53 persen.
"Perolehan di pileg selalu unggul antara rangking 1 atau rangking 2. Itu artinya, mesin partai beringin ini teruji. Golkar saya yakin bisa rebound di Pileg 2019," tutur Adi.
Terkait coattail effect atau teori efek ekor jas, menurutnya tak berpengaruh terhadap Golkar. Sebab, dengan sistem multipartai yang ekstrem seperti di Indonesia, tak selamanya efek ekor jas linear dengan nasib partai. Apalagi, sistem Pemilu 2019 yang digelar serentak antara pileg dan pilpres.
"Sistem pemilu sekarang sangat jlimet. Efek ekor jas tak selamanya linear karena yang menentukan adalah kerja mesin partai, soliditas pemilih tradisional, dan kerja caleg. Golkar punya itu semua," ujar Adi.
Kemudian, ia mencontohkan ketika Pilpres 2004 yang dimenangkan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, namun pileg digenggam Golkar. Bagi dia, mesin akar rumput hingga kinerja calon legislatif akan memberikan pengaruh.
"Contoh ekor jas tak selalu linear pada Pemilu 2004 di mana pilpres dimenangkan SBY tapi di pileg kalah sama Golkar," sebut Adi.(fin)