Kutip Harga dari Pedagang Pasar, Sandiaga Balas Sindiran PDIP

Calon wakil presiden Sandiaga Uno dalam kunjungannya ke pasar tradisional Pasar Besar di Kota Malang, Jawa Timur, pada Jumat, 23 November 2018.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Calon wakil presiden Sandiaga Uno membalas sindiran PDIP maupun Presiden Joko Widodo yang menganggap ungkapannya tentang kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sebetulnya mengada-ada.

PDIP, misal, menganggap Sandiaga keliru menafsirkan kenaikan harga kebutuhan pokok dan membanding-bandingkannya dengan harga komoditas lain yang lebih mahal. Jokowi mengklaim, kalau pun ada peningkatan harga bahan pokok, itu dalam takaran yang masih wajar.

Dalam kunjungannya ke pasar tradisional Pasar Besar di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, 23 November 2018, Sandiaga mengaku cukup meyakini bahwa kenaikan harga bahan pokok cenderung tak wajar. Dia menanyai beberapa pedagang di pasar itu dan, katanya, mereka menyebut harga-harga melonjak 20-30 persen.

"Kata (Presiden) Jokowi, kenaikan masih dalam batas wajar. Yang dianggap wajar itu tentunya pendapat Pak Presiden, dan tentunya kita hormati. Tapi, menurut, Bu Laili (seorang pedagang) tadi, kenaikannya terlalu besar 20 persen sampai 30 persen. Itu gejolaknya terlalu besar," kata Sandiaga.

Sandiaga bertemu pedagang sayur di Pasar Besar Malang, bernama Laili. Dalam dialognya, Sandiaga mengatakan, Laili mengeluhkan harga yang terlalu mahal. Kenaikan dinilai terlampau di atas kewajaran.

Sandiaga mengutip keterangan pedagang Laili, kalau kenaikannya berkisar 5-10 persen sebenarnya masih wajar. Masalahnya, bahkan sekadar sayuran wortel harganya naik sampai 30 persen; dari harga semula Rp10.000 per kilogram, namun kini Rp12.000 sampai Rp13.000 per kilogram.