Ketua Tim Prabowo Tegaskan Tetap Bekerja meski Tanpa Demokrat

Ketua Tim Kampanye Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jenderal (purnawirawan) Djoko Santoso, merespons santai atas janji Partai Demokrat yang akan berkampanye sebulan sebelum hari pemungutan suara.

Djoko mengatakan, mewakili Badan Pemenangan Nasional, berterima kasih atas janji Demokrat. Namun dia mengingatkan, sesungguhnya setiap partai dalam koalisi berkewajiban mengampanyekan calonnya, bahkan tak perlu diminta atau didesak.

"Jadi, kami tidak akan menagih. Dengan atau tanpa Demokrat, saya mengajak pendukung bekerja lebih giat dan keras menaikkan elektabilitas yang dinilai turun. Jawa tingkat elektabilitas kedua pasangan masih lima puluh (banding) lima puluh (persen),” kata Djoko di Yogyakarta, Senin, 19 November 2018.

Djoko menginginkan partai koalisi maupun relawan atau simpatisan berfokus mengampanyekan visi dan misi Prabowo-Sandiaga. Begitu juga dengan kritik-kritik Prabowo maupun Sandiaga atas kinerja pemerintah.

Dia memastikan semua klaim Prabowo tentang situasi negara dan kinerja pemerintah sekarang berdasarkan data yang dirilis pemerintah. “Apa yang dikatakan Prabowo-Sandi bukan kabar bohong. Mereka tidak mengarang. Semua berdasarkan data yang dirilis kementerian atau lembaga milik pemerintah,” ujarnya. 

Dalam bukunya ‘Paradoks’, Prabowo, menurut Djoko, sepenuhnya menggunakan data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bank Indonesia, dan Bank Dunia. Artinya, buku itu berdasarkan sumber resmi dan bukan hasil karangan belaka.

“Itu bukan data ngawur dan karangan Prabowo. Itu data pemerintah. Saya tahu siapa Prabowo karena sudah 40 tahun kenal. Tuduhan data palsu atau bohong biasa di tahun politik, terjadi plintar-plintir,” katanya.

Karena itulah, sebagai Ketua BPN, Djoko mengajak seluruh pendukung Prabowo-Sandi untuk menyebarkan kebenaran yang disampaikan kedua calon pemimpin lebih masif lewat media sosial. Sebab media-media arus utama, menurutnya, tidak lagi bisa dipercaya.

Djoko malah mencurigai media arus utama tak berani memuat visi dan misi Prabowo-Sandiaga, meski tak disebutkan alasannya. Karena itulah dia menyarankan tim pemenangan dan para pendukung untuk menggunakan media sosial menyebarkan visi dan misi Prabowo-Sandiaga. (ase)