Survei PolMark: Dukungan Parpol Koalisi ke Jokowi Turun 27 Persen

CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah.
Sumber :
  • VIVA/Ridho Permana

VIVA – Survei Polmark Indonesia menyebutkan jika jumlah dukungan kader partai politik pengusung capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf masih mengalami defisit 27 persen. Sementara defisit di kubu capres 02 Prabowo-Sandi lebih kecil sebanyak 6,2 persen. 

CEO dan Founder PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah menyebut, dengan adanya jumlah defisit dukungan parpol di kedua kubu tersebut membuat pertarungan Pilpres 17 April semakin menarik. Calon petahana layak waspada lantaran penurunan dukungan. 

“Dengan kata lain, jumlah pendukung dari partai pendukung Jokowi ada sekitar 27 persen yang belum memutuskan untuk memilih paslon 01. Sedangkan di kubu Prabowo-Sandi, jumlah pendukung dari partai pendukung juga turun sekitar 6,2 persen,” ujar Eep di Semarang, Rabu, 13 Maret 2019.

Dalam survei PolMark elektabilitas paslon 01, Jokowi-Ma’ruf masih berada di atas paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jokowi-Ma’ruf meraih 40,4 persen dukungan responden, sementara Prabowo-Sandi sekitar 25,8 persen dan undecided voters atau belum menentukan pilihan sekitar 33,8 persen.

Eep menambahkan angka defisit itu sangat penting bagi elektabilitas kedua kandidat Pilpres 2019. Meski elektabilitas partai besar belum tentu membuat elektabilitas kandidat yang diusung juga tinggi.

Adanya dukungan parpol pengusung yang belum solid, lanjut Eep, sebenarnya terjadi di Pilpres manapun. Karena yang harus diketahui oleh partai adalah menganalisa pada segmen mana pemilih yang belum satu suara. 

"Ini yang membuat para kandidat harus bekerja lebih keras. Mereka harus datangi rumah ke rumah untuk meraih dukungan dengan waktu yang tersisa,” jelas Eep. 

Survei PolMark sendiri dilakukan di 73 daerah pemilihan (dapil) dengan responden mencapai 32.500 responden. Margin errors sekitar 3,4-4,8 persen dan dilakukan melalui wawancara dalam empat tahap selama kurun waktu Oktober 2018-Februari 2019. (mus)