Dua Kesalahan Bikin Power Steering Cepat Rusak

setir mobil. Ilustrasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Jeffry Yanto

VIVA.co.id – Saat ini, kendaraan roda empat telah dilengkapi dengan sistem power steering. Fungsinya membantu pengemudi saat bermanuver maupun saat melewati jalan terjal. Fitur ini mampu meringankan kemudi agar dapat diputar lebih ringan. Mengingat fungsinya yang teramat penting, maka perlu dilakukan perawatan.

Direktur bengkel Piranti Stirindo Utama, Raka Ferdynanza, mengatakan saat ini terdapat dua jenis power steering yakni pertama sistem hidrolik dan kedua elektrik. "Jadi perawatan power steering yang paling mudah sebenarnya di sistem hidrolik ketimbang yang EPS (electric power steering)," kata Raka di Jakarta, Senin 11 September 2017.

Untuk perawatan power steering dengan sistem hidrolik, yang terpenting adalah menghindari memarkir kendaraan dengan posisi roda miring atau berbelok. "Saat parkir, posisi roda tidak boleh dalam keadaan berbelok. Kalau berbelok kan valve terbuka nanti pengaruhnya ke seal," ujarnya menambahkan.

Sedangkan untuk perawatan power steering elektrik, caranya cukup mudah, yakni menghindari mobil dari genangan air saat hujan deras. Hal ini bisa berakibat setir mobil terasa berat saat dikemudikan.

"Kalau dibuka dinamonya, pasti banyak lumpur. Makanya sewaktu kita bawa mobil, pasti berat dan lampu indikator setir itu juga pasti nyala akibat korslet," tuturnya.

Selain menghindari hal-hal yang "diharamkan" itu, perawatan lainnya yakni mengganti oli setiap satu tahun sekali. Hal ini dilakukan agar tak terjadi kebocoran pada sistem kemudi tersebut. "Kalau enggak rutin dikuras ya bocor power steeringnya. Makanya sebelum bocor, dikuras biar biayanya juga nanti enggak mahal. Hanya Rp180 ribu sudah termasuk jasa," kata dia. (one)