Mesin Overheat, Jangan Langsung Dimatikan

Mesin overheat. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • ottodasbor.com

VIVA.co.id – Salah satu masalah yang kerap dialami para pemilik mobil lawas adalah mesin kepanasan. Masalah yang biasa disebut dengan istilah overheat ini umumnya terjadi saat mobil digunakan untuk berkendara ke luar kota.

Cuaca yang sangat panas dan kondisi mesin yang kurang prima menjadi penyebab munculnya masalah ini. Tidak jarang mobil harus diderek ke bengkel, akibat pengemudi salah melakukan penanganan darurat.

Dilansir dari Jalopnik, Rabu 5 Juli 2017, ada satu hal yang umum dilakukan pengemudi saat mengalami overheat, yakni langsung mematikan mesin. Padahal, hal tersebut tidak selalu benar.

Jika mesin overheat karena cairan radiator bocor hingga habis, maka mesin memang harus dimatikan secepatnya. Sebab, jika dibiarkan terus menyala, maka hal itu bisa membuat komponen mesin rusak akibat kepanasan.

Namun, bila mesin overheat bukan karena berkurangnya cairan radiator, maka jangan langsung matikan mesin. Jika mesin dimatikan, maka semua komponen yang bertugas mendinginkan mesin, seperti kipas dan pompa air, akan ikut berhenti.

Sementara, mesin masih perlu pendinginan dari dua komponen tersebut. Jika tiba-tba semua berhenti, maka terjadi kenaikan suhu secara tiba-tiba, dan itu bisa merusak mesin.

Saat mengalami overheat bukan karena cairan radiator, segera pinggirkan mobil dan biarkan mesin tetap menyala. Bila perlu, injak pedal gas sedikit, agar kipas dan pompa air bekerja maksimal menyalurkan cairan pendingin ke seluruh mesin.

Bila mobil dibekali fitur penghangat, aktifkan fitur tersebut. Komponen heater core yang menjadi penghangat kabin bisa berfungsi sebagai radiator kedua, agar pelepasan panas bisa berjalan lebih maksimal. (mus)