Beda Pendapat Produsen Mobil soal Angin Nitrogen
- Dian Tami/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Sebelum melakukan perjalanan mudik menuju kampung halaman bersama keluarga, banyak yang harus dipersiapkan, termasuk kendaraan.
Jika menggunakan mobil, bukan hanya mesin dan sistem kelistrikan yang harus diperhatikan, sektor kaki-kaki pun wajib dilirik. Seperti tekanan angin ban, karena tidak sesuai spesifikasi akan membuat perjalanan menjadi kurang nyaman dan aman.
Bicara soal kualitas, untuk mobil yang digunakan perjalanan jauh, lebih bagus angin ban menggunakan nitrogen atau angin biasa?
General Manager Aftersales Jaguar Land Rover Indonesia, Faried Hariyanto, mengatakan, pastinya nitrogren lebih baik dibanding angin biasa. Karena, kandungan air nitrogen lebih sedikit, jadi tidak mudah memuai.
“Tidak mudah terjadi pemuaian, udara panas dingin tidak berpengaruh, sehingga tekanan ban akan tetap (pada pengisian pertama). Kalau mobil membawa berat berlebihan, tambahkan dua psi (per square inch) dari standarnya,” ujarnya kepada VIVA.co.id.
Sementara itu, Technical Service Division PT Toyota Astra Motor, Iwan Abdurahman, menuturkan, meski nitrogen lebih disarankan, bukan berarti angin biasa itu tidak baik. Kata dia, angin biasa juga mempunyai kandungan nitrogen 78 persen.
“Memang, nitrogen lebih tahan dari pemuaian saat kecepatan tinggi. Setuju bakal lebih aman. Tapi intinya, bukan berarti angin biasa tidak aman, selama diisi tekanan cukup (tidak berlebih),” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Technical Service Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor, Anjar Rosjadi. Menurutnya, nitrogen itu sudah menjadi bagian dari angin biasa yang dihirup sehari-hari. Maka, tidak ada yang signifikan perbandingan antara nitrogen dan angin biasa.
“Nitrogen lebih lambat untuk terjadi pemuaian terhadap panas dibanding angin biasa. Tapi enggak signifikan, karena angin biasa pun sudah mengandung nitrogen 70-80 persen,” katanya. (art)