Cara Mudah Ketahui Keiritan Bahan Bakar Mobil
- VIVA.co.id/Jeffry Yanto Sudibyo
VIVA.co.id – Dalam menguji keiritan mobil, biasanya ada beberapa metode yang dilakukan oleh peneliti ataupun Agen Pemegang Merek (APM). Metode yang kerap digunakan yaitu dengan melihat angka pertama pada Multi Information Display (MID) sebagai patokan atau dengan menggunakan metode full to full.
Keduanya sama-sama menunjukkan hasil berupa jarak dan bahan bakar yang dikonsumsi selama perjalanan. Namun untuk proses penghitungannya atau perolehan data jauh berbeda, metode MID sudah menggunakan komputerisasi, sedangkan full to full secara manual.
Lantas, di antara keduanya lebih baik mana, menggunakan metode full to full atau berpatokan kepada MID?
Menjawab hal itu, Bambang Sugiarto, Direktur Lembaga dan Teknologi dari Universitas Indonesia ketika ditemui di Jakarta, mengatakan, perbedaan antara melihat MID dan juga menggunakan metode full to full memiliki perbedaan yang cukup tipis hasilnya.
"Tipis ya, tentu kami pernah melakukan keduanya, tapi dari semua metode yang telah kami lakukan dalam pengujian, lebih bagusnya itu menggunakan metode full to full," kata Bambang.
Alasannya, menurut Bambang karena dengan menggunakan metode full to full, pengujian dianggap bisa lebih dipercaya karena menggunakan metode yang lebih ilmiah. "Saya pernah mencoba pakai MID, dan hasilnya pernah error. Makanya lebih disarankan menggunakan metode full to full agar bisa dipertanggungjawabkan datanya," ujarnya.
Metode full to full sendiri digunakan dengan cara melakukan pengisian bahan bakar secara penuh, setelah itu ditunggu beberapa menit untuk memastikan tidak ada udara yang masuk ke tangki mobil. Sehingga bisa pas digunakan.
"Full pertama ditentukan, full-nya itu di titik mana, harus dicapai dengan kerataan yang sama. Berikutnya juga sama ketika mengisi full lagi. Lalu ditunggu minimal 10 sampai 20 menit. Setelah perjalanan, berhenti untuk mendinginkan mobil supaya stabil lagi," tuturnya.