Motor Jangan Dikendarai Terus-menerus, Ini Alasannya
- VIVA.co.id/Yasin Fadillah
VIVA.co.id – Tidak hanya mobil, overheat atau panas berlebih pada mesin juga bisa terjadi pada sepeda motor. Khususnya bagi kendaraan roda dua yang tidak dilengkapi dengan sistem pendinginan aktif, seperti radiator.
Kepala Mekanik Astra Honda Authorized Service Station di Jalan Raya Bogor, Sandi, mengungkapkan, jika sepeda motor sering digunakan untuk perjalanan jauh atau terkena macet lalu lintas, hal tersebut bisa membuat mesin motor mengalami overheat.
Menurut dia, overheat pada sepeda motor umumnya terjadi akibat sistem pelumasan yang tidak bekerja maksimal. Penyebabnya, kualitas oli sudah tidak layak pakai, sehingga membuat putaran piston menjadi berat, karena bergesekan langsung dengan silinder.
"Volume oli bisa berkurang dan bocor ke ruang bakar, melalui celah cincin piston dan dinding silinder," kata Sandi kepada VIVA.co.id, Selasa 8 November 2016.
Selain itu, overheat bisa diakibatkan oleh setelan klep yang berbeda dari aturan standar pabrikan. "Biasanya, terlalu rapat setelan klepnya, dari 0,5 milimeter diubah jadi 0,3 mm. Pada kondisi panas, besi memuai dan buat macet klepnya," ungkapnya.
Oleh sebab itu, pemilik motor disarankan selalu memeriksa kondisi oli, agar mesin bisa bekerja tanpa gangguan. Selain itu, usahakan motor tidak dikendarai secara terus-menerus.
"Maksimal empat jam mengendarai sepeda motor. Berhenti minimal satu jam, lalu jalan lagi. Agar, komponen mesin tidak terlalu memuai dan oli tidak encer karena terlalu panas," katanya.