Rahasia Pabrikan Bikin Awet Ban Mobil, Jarang yang Tahu
- Pixabay
VIVA.co.id – Musim mudik sudah di depan mata. Jutaan masyarakat di Tanah Air memanfaatkan libur panjang Lebaran untuk pulang ke kampung halaman. Tak sedikit di antara mereka yang memilih menggunakan transportasi umum, seperti pesawat, kereta api, bahkan bus.
Dengan begitu, tak sedikit kendaraan pribadi milik pemudik justru menganggur di rumah. Jika hal tersebut Anda pilih, ada baiknya memerhatikan kaki-kaki, seperti ban yang tak didiamkan begitu saja. Salah satu perawatan yang dilakukan yakni melakukan pengisian tekanan angin lebih tinggi dari standar yang ditentukan.
Terbilang penting, karena menurut Assistant Chief Original Equitmen Technical Service Bridgestone Indonesia Ahmad Nuril, jika mobil didiamkan dalam waktu lama dengan tekanan angin standar, maka hal itu akan membuat ban menjadi peyang.
“Makanya kalau kondisi ditinggal jauh, kalau tekanan angin standar itu sering-sering dipindahkan. Posisinya mudur-maju (sebelum didiamkan). Biar pindah-pindah posisinya,” ujar Ahmad saat berbincang dengan VIVA.co.id.
Dia menjelaskan, mobil yang terlalu lama disimpan di dalam garasi bisa membuat ban menjadi kempis. Ban kempis tentu dapat menyebabkan karet ban rusak, serta akan bermasalah jika hanya bertumpu pada satu titik yang sama dalam jangka waktu lama.
Kata Ahmad, jika ingin meninggalkan mobil dalam jangka waktu lama, ada baiknya mobil ditopang menggunakan empat jack stand (alat penyangga), sehingga ban terlihat melayang. Penggunaan jack stand diketahui juga untuk menjaga suspensi.
Hanya saja, jangan menggunakan dongkrak, karena itu dapat merusak dongkrak jika digunakan terlalu lama. “Seperti ini saya sarankan ke pabrikan mobil, terutama untuk ekspor, karena dibawa berbulan-bulan (di kapal). Jadi disarankan menaikan tekanan angin, ketika dijual ke customer baru dikembalikan seperti semula,” katanya.