Perlukah Mesin Pakai Busi Lebih dari Satu?

Ilustrasi mesin yang memakai dua busi.
Sumber :
  • Bikesindia

VIVA.co.id – Jika kita perhatikan, umumnya kendaraan bermotor memakai satu busi tiap silinder mesin. Fungsi busi adalah sebagai pemantik yang akan membuat campuran bensin dan udara terbakar, sehingga menghasilkan energi untuk mendorong piston.

Namun, ada beberapa pabrikan kendaran memasang lebih satu busi. Ini bukan tren baru, melainkan sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Hanya saja, tidak banyak yang melakukannya.

Awalnya, teknologi multi busi dipakai pada mesin pesawat terbang. Tujuannya untuk keamanan, di mana jika satu busi mati saat pesawat di angkasa, maka ada busi lain yang bisa digunakan.

Kemudian, teknologi ini dipakai oleh pabrikan mobil asal Italia, Alfa Romeo, dengan tujuan yang berbeda. Saat itu, mereka mendapat masalah soal tidak efisiennya pembakaran mesin.

Setelah diperiksa, ternyata penyebabnya adalah ada campuran bensin yang tidak ikut terbakar, akibat jaraknya terlalu jauh dari busi. Setelah dipasang busi kedua, baru mesin bekerja dengan normal.

Pabrikan motor asal India, Bajaj, juga memakai teknologi multi busi pada tipe Pulsar. Bahkan, tipe Pulsar terbaru, yaitu 200NS, memiliki tiga busi di silindernya.

Lalu, apakah yang dilakukan Bajaj ini efektif?

Dilansir dari Bikesindia, Rabu 20 April 2016, jika dibandingkan dengan KTM Duke 200, tenaga yang dihasilkan 200NS lebih rendah, meski kapasitas mesin sama.

Perbedaan antara kedua motor tersebut ada pada sistem penyedia bahan bakar, di mana Duke memakai injeksi, sementara 200NS masih karburator.

Secara teori, campuran bensin dan udara dari karburator kurang efisien ketimbang injeksi. Alhasil, butuh api lebih besar untuk bisa membakar campuran tersebut.

Hal itu tidak akan terjadi pada mesin injeksi, di mana campuran sudah diatur agar bisa terbakar dengan besar api yang dihasilkan busi.

Jadi, tujuan Bajaj memakai busi lebih dari satu adalah untuk membuat pembakaran bensin menjadi lebih efisien. Namun, memakai multi busi ternyata tidak cukup untuk bisa menandingi mesin injeksi dalam hal performa.