Perlukah Minyak Rem Diganti?

minyak rem
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Anda mungkin pernah mengalami hal seperti ini: mobil tidak mau berhenti, meski rem sudah ditekan dalam-dalam. Saat diperiksa, minyak rem yang ada di penampungan tidak berkurang jumlahnya.

Lalu, mengapa rem tidak pakem, padahal tidak terjadi kebocoran pada tabung minyak rem?

Dilansir dari Astraworld, Senin, 29 Februari 2016, pada saat pengereman, terjadi gesekan antara kampas rem dengan cakram atau tromol rem, yang mengakibatkan panas.

Sebagian panas yang terjadi akan didinginkan oleh udara, sebagian lagi akan terserap oleh komponen-komponen sistem rem, salah satunya minyak rem.

Minyak rem berfungsi sebagai media yang meneruskan tekanan dari pedal rem ke piston-piston pengereman pada setiap roda. Cairan ini mengisi seluruh saluran atau selang-selang rem.

Seperti cairan lainnya, minyak rem juga mempunyai titik didih pada suhu tertentu. Titik didih minyak rem akan menurun, jika kualitasnya menurun, karena adanya kandungan air di dalamnya. Akibatnya minyak rem jadi lebih mudah mendidih.

Pada saat minyak rem mencapai titik didihnya, terbentuklah uap atau gelembung-gelembung udara pada saluran rem. Akibatnya, tekanan dari pedal rem tidak diteruskan secara maksimal ke piston-piston pengereman di roda.

Hal inilah yang menyebabkan rem terasa kurang pakem, atau bahkan tidak terjadi pengereman, alias rem blong.

Untuk mencegah terjadinya hal tersebut , sebaiknya ganti minyak rem mobil sesuai petunjuk pada buku perawatan berkala. Umumnya, setelah kendaraan menempuh jarak 40 ribu kilometer atau dua tahun sekali.

Akan lebih baik, jika minyak rem diganti sebelum ketentuan batas maksimal, untuk menjaga performa sistem pengereman pada mobil.