Kenapa Jalan Basah Bisa Ganggu Pengereman Kendaraan

Mobil Terperosok Akibat Hujan Deras
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id - Memasuki musim penghujan, pengendara wajib ekstra hati-hati dalam berkendara. Sebab, saat hujan, jalanan semakin licin dan berisiko terjadi kecelakaan.

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan jika memasuki musim hujan yakni kondisi ban. Karena, ban yang digunakan saat hujan juga dapat memengaruhi performa. Maka itu, jangan lupa untuk memeriksa kondisi ban dan kendaraan setiap sebelum melakukan perjalanan jauh saat hujan.

Dilansir situs Michelin.co.id, Rabu 16 Desember 2015, karakteristik dari ban kendaraan memengaruhi jarak pengereman di jalanan basah.

Begitu mulai hujan, jarak pandang langsung menurun dan jalanan menjadi licin karena debu dan minyak di permukaan jalan. Pada jalan basah, jarak pengereman tiga kali lebih panjang dibanding pada jalanan kering.

Kondisi tapak ban menjadi penting karena dalam dalam sekian detik, tapak mengumpulkan air dalam alur dan mengeluarkannya di area yang menyentuh permukaan jalan.

Ada dua hal yang patut diperhatikan pada ban:

1. Rasio alur terhadap tapak (persentase alur)

Semakin banyak alur pola tapak dan semakin dalam kedalamannya, semakin besar kemampuan pola tapak untuk menyingkirkan air.

2. Siping

Alur melintang Ridge dan Sipes membantu mengeringkan jalanan aspal dengan bertindak seperti "wiper". Menyeka air dari permukaan jalan, sehingga karet ban dapat mencengkeram dengan kuat ke permukaan jalanan yang kering.

Karena itu, ada beberapa hal juga yang perlu diingat jika berada di jalan yang basah, yakni kendaraan yang menggunakan ban aus akan membutuhkan jarak pengereman yang panjang untuk berhenti.

Terlebih lagi risiko tergelincir karena meluncur di atas bantalan air (aquaplaning) meningkat secara signifikan.