Jangan Campur Nitrogen dengan Angin Biasa saat Isi Angin Ban
- VIVA/M Indra Nugraha
VIVA – Seiring perkembangan zaman, saat ini pengisian angin ban kendaraan berubah dengan nitrogen. Walaupun pengisian angin biasa lewat kompresor masih kerap ditemui di jalan dan banyak yang menggunakannya karena murah.
Lalu, apa bedanya nitrogen dengan angin biasa? Sebenarnya nitrogen pada ban tidak berpengaruh terhadap impresi berkendara. Akan tetapi, banyak kabar bila pengisian nitrogen murni pada ban membuat kendaraan terasa lebih nyaman, ban lebih awet, dan sebagainya.
Padahal, jika melihat dari kandungan gas nitrogen tak ada perbedaan yang berarti dengan angin biasa. Karena angin biasa pun juga sudah memiliki kandungan nitrogen, hanya saja kadarnya yang membedakan.
Pengisian ban dengan angin biasa memiliki kandungan nitrogen 78 sebanyak persen, sedangkan nitrogen murni memiliki kandungan lebih banyak yakni sebesar 96 persen. Nitrogen murni mempunyai keunggulan pada stabilitas dibandingkan angin biasa.
Maksudnya, nitrogen tidak cepat memuai dan lebih stabil kandungannya. Tidak mudah berkurang atau berlebih seperti yang terjadi pada isi ban dengan angin biasa.
Alhasil membuat ban jadi lebih stabil tekanannya, karena sifat nitrogen yang stabil. Sementara kalau soal kenyamanan, yang menentukannya adalah tekanan angin yang sesuai, terlepas dari menggunakan nitrogen ataupun angin biasa.
Jangan Campur Nitrogen dengan Angin Biasa
Agar hasil maksimal, bila ingin memakai nitrogen murni jangan mencampuradukkan angin biasa dengan nitrogen. Bila ingin mengisi nitrogen, sebaiknya angin ban yang lama dibuang terlebih dahulu.
Tujuannnya agar nitrogen tidak terkontaminasi dengan kandungan angin biasa. Dilansir dari Wahana Honda, nitrogen murni akan berubah seperti angin biasa akibat sifat kimianya.
Selain itu, kontaminasi dua zat gas ini membuat udara jadi lebih basah dan berat. Kandungan angin biasa pada unsur hidrogen membawa uap air yang lebih banyak. Dan udaranya menjadi basah.
Dalam waktu relatif lama, udara basah ini bisa membuat kawat pada ban jadi berkarat. Jika sudah begini, ban akan menjadi benjol, dan paling parah bisa pecah.