Mengenal Istilah Turun Mesin Mobil dan Kisaran Biayanya
- Autogook
VIVA – Tidak semua mobil mendapatkan perawatan yang tepat dari sang pemilik. Ada beberapa yang jarang diservis, atau menggunakan bahan bakar dengan kualitas rendah.
Dampaknya komponen yang berada di dalam mesin menjadi terganggu, dan berpotensi mengalami kerusakan. Jika sudah begitu, maka langkah satu-satunya untuk mengembalikan ke kondisi semula yakni dengan turun mesin.
Istilah ini biasa disebut oleh mekanik atau orang bengkel, sebagai proses membongkar bagian mesin untuk memeriksa kondisi di dalamnya. Meski tidak selalu, namun ada beberapa kasus di mana jantung pacu tersebut benar-benar harus dikeluarkan dari kompartemen.
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Seva.id, Kamis 23 Desember 2021, turun mesin dilakukan untuk mengecek kondisi komponen. Jika mengalami kerusakan, maka bagian tersebut akan diperbaiki atau diganti.
Sembari dibongkar, bagian yang sudah kotor akibat endapan karbon juga akan dibersihkan, misalnya kepala silinder dan katup masuk serta buang.
Salah satu tanda mesin perlu dibongkar, yakni munculnya asap putih dari knalpot pertanda ada oli yang ikut terbakar. Atau, kendaraan yang habis terendam banjir hingga air masuk ke bagian dalam mesin.
Jenis komponen yang diganti juga beragam, di antaranya piston, camshaft, crankshaft, setang piston, dan cincin piston. Pergantian dilakukan tergantung pada kerusakan atau kondisi dari komponen itu sendiri.
Terkait biaya, angkanya tergantung dari jenis mobil dan kerusakan yang dialami. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kendaraan merek Eropa butuh lebih banyak dibandingkan Jepang.
Jenis turun mesin juga mempengaruhi harga, yakni overhaul major di mana komponen akan diperiksa secara keseluruhan, serta overhaul minor yang dilakukan hanya dengan mengangkat setengah dari bagian dapur pacu.
Estimasi ongkos turun mesin berkisar di antara Rp2 juta hingga Rp5 juta untuk mobil Jepang, sementara harga komponen mulai dari Rp1,5 juta hingga belasan juta rupiah.