Mobil Lama Enggak Dipakai, Bensin Bisa 'Basi'?
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Pemerintah mengeluarkan kebijakan agar warga melakukan social distancing atau saling menjaga jarak, terkait wabah virus corona yang ada saat ini. Alhasil, banyak dari masyarakat yang menghabiskan waktu di rumah.
Mengunjungi sanak saudara di kampung juga tidak dianjurkan, sementara pusat perbelanjaan banyak yang tutup. Praktis, kendaraan jarang sekali digunakan.
Ketika mobil lama tidak dipakai, muncul kekhawatiran bahwa bahan bakar yang ada di dalam tangki akan ‘basi’. Benarkah demikian?
Dilansir dari laman Seva.id, Jumat 3 April 2020, istilah bensin basi sebenarnya adalah penurunan kualitas bahan bakar di beberapa sektor, yaitu RON (Research Octane Number) atau oktan, penambahan sedimen dan destilasi.
Hal ini umumnya terjadi pada mobil yang sudah lama tak dipakai atau jarang sekali digunakan, serta tidak pernah dipanaskan mesinnya. Ketika bahan bakar didiamkan di dalam tangki yang memiliki ventilasi, maka benzena akan berhubungan langsung dengan udara di luar tangki, sehingga terjadi penguapan.
Hasil penguapan tersebut akhirnya akan membentuk kerak-kerak di dalam tangki, yang nantinya akan membentuk sedimen atau endapan. Bahayanya, apabila endapan ini tersedot pompa bahan bakar, bisa menyumbat sistem pembakaran.
Jadi, istilah basi pada bahan bakar mengacu pada munculnya endapan dan sedimen, bukan kandungannya rusak sama sekali dan tidak bisa dipakai. Rata-rata, proses tersebut baru terjadi apabila kendaraan tidak dipakai lebih dari tiga bulan.