Kios Nitrogen di Pom Bensin Kok Pake Kompresor Angin, Buat Apa Sih?
- www.welovehonda.com
VIVA – Ban menjadi salah satu komponen penting di kendaraan bermotor, karena menjadi penopang badan kendaraan. Karet bundar itu menjadi bagian yang langsung bersentuhan dengan permukaan jalan, saat mobil atau sepeda motor dikemudikan.
Agar bisa menjalankan tugasnya, karet ban yang menempel dengan pelek harus diisi tekanan angin dengan ukuran tertentu. Saat ini, ada dua macam angin untuk mengisi ban, yakni Nitrogen dan angin biasa dari mesin kompresor.
Salah satu lokasi pengisian Nitrogen untuk ban, biasanya berupa kios yang berada di area Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU. Kios itu, bukan hanya berisi alat untuk mengisi nitrogen, tetapi juga memiliki kompresor seperti alat mengisi angin biasa.
Tak heran, jika ada saja konsumen yang menanyakan fungsi alat tersebut. Bahkan, ada yang mencurigai bahwa angin yang dijual untuk mengisi ban sebenarnya adalah angin biasa dari tabung kompresor tersebut.
Baca juga: Bikin Ban Mobil Jadi Kinclong Ternyata Berisiko
Manager Trainning PT Sumi Rubber Indonesia, Bambang Hermanuhadi mengatakan, mesin kompresor yang ada di kios itu merupakan satu kesatuan komponen dengan generator yang menghasilkan angin nitrogen untuk mengisi ban kendaraan bermotor.
Dia mengatakan, banyak masyarakat yang salah kaprah dan menganggap bahwa nitrogen itu merupakan tipuan karena adanya kompresor di dekat generator yang menghasilkan gas nitrogen.
"Kompresor itu jadi inputnya. Bagaimana nitrogen generator bisa menghasilkan gas nitrogen kalau enggak ada input udara? Orang hanya tahunya nitrogen dari tabung saja," ujarnya di Jakarta, Sabtu 22 Februari 2020.
Padahal, kata Bambang, kualitas Nitrogen yang dihasilkan menggunakan generator kecil itu tak kalah dengan yang dijual menggunakan tabung-tabung dari pabrik. Sehingga, pemilik kendaraan diminta tidak perlu khawatir untuk memakainya sebagai pengisi tekanan angin ban.
Menurutnya, mengisi tekanan angin ban dengan gas nitrogen memiliki keistimewaan, karena molekulnya, dan sulit masuk ke pori-pori ban. Selain itu, muai ruangnya lebih kecil dari angin biasa, jadi suhu ban masih tetap dingin walaupun mobil dipacu dalam kecepatan tinggi.
"Nitrogen memang lebih bagus. Tetapi sudah terjadi salah kaprah, dan telah menyebar kemana-mana padahal informasinya enggak benar," paparnya.