Jangan Tergiur Harga Murah, Berikut Panduan Beli Mobil LCGC Bekas
- VIVA.co.id/Yasin Fadilah
VIVA – Mobil kategori low cost green car saat ini banyak dipajang di ruang pamer kendaraan bekas. Sebabnya, LCGC memiliki banderol terjangkau dan usia pakainya terbilang muda karena model barunya rata-rata mengaspal dari tahun 2013.
Meski demikian, saat memutuskan untuk membeli mobil LCGC bekas, konsumen harus tetap teliti dan melakukan pengecekan menyeluruh. Hal tersebut untuk mencegah rugi, lantaran mobil incaran ternyata dipakai sebagai taksi online oleh pemilik sebelumnya.
Model LCGC yang ditawarkan sangat beragam, seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Datsun, hingga Suzuki Karimun Wagon R dan Honda Brio Satya. Kisaran harga mulai dari Rp80 juta sampai Rp130 jutaan tergantung tahun produksinya.
Pedagang dari showroom Jordy Mobil, Andy mengatakan, biasanya mobil LCGC bekas taksi online umumnya memiliki jarak tempuh yang lebih jauh, dibandingkan pemakaian standar. Sehingga, kondisinya tidak sesempurna mobil yang hanya dipakai untuk aktivitas harian oleh pemiliknya.
"Karena harganya murah, orang pas beli mobil LCGC cenderung kurang peduli sama kondisinya. Orang yang mau pakai mobil itu untuk pribadi, biasanya lebih detail mengeceknya," ucapnya kepada VIVA.co.id, Rabu 2 Oktober 2019.
Baca juga: Unit barunya inden, harga Suzuki Jimny bekas bikin geleng-geleng
Agar tidak kecewa saat membeli mobil LCGC, pemilik bisa melakukan pengecekan secara sederhana. Andy mengatakan, mobil-mobil mungil yang dipakai untuk taksi online biasanya terlihat berbeda dari pemakaian normal. Hal ini bisa dilihat dari kondisi bagian interiornya.
"Kalau mobil itu bekas taksi online, setirnya pasti licin. Terus, jok pengemudi itu sudah kempis, karena kan mobil itu banyak jalan. Itu sudah paling khas," paparnya.
Pengecekan lain yang harus dilakukan oleh pembeli, ada di bagian mesin dan kaki-kaki. Dipakai setiap hari untuk mengantarkan penumpang, membuat LCGC taksi online memiliki bantingan yang lebih keras. Selain itu, telapak bannya juga biasanya lebih cepat tipis.
"Bisa minta bantuan bengkel resmi, buat cek odometer aslinya. Terus cek bagian kak-kaki, kalau keras bisa jadi bekas online. Mobil itu jalan terus, bannya juga pasti lebih cepat aus," tuturnya.