Mengenal Microsleep, 'Pembunuh' di Jalan Raya

Ilustrasi mengantuk saat mengemudi
Sumber :
  • Qmotor

VIVA – Faktor manusia menjadi salah satu penyumbang terbesar kecelakaan di jalan raya. Penyebabnya, mereka meremehkan waktu istirahat atau tidur. Alhasil, ketika berkendara jarak jauh, mudah kehilangan konsentrasi.

Dokter dari Rumah Sakit Pertamina Jaya, Daniel Bramantyo menyebut, berkendara jarak jauh membutuhkan kondisi tubuh yang fit, agar tidak mudah lelah dan hilang konsentrasi.

"Beristirahat cukup, dengan pola tidur 6-8 jam, agar badan kita tetap prima. Faktor kesiapan fisik, merupakan salah satu penyumbang penyebab kecelakaan," ujarnya di Jakarta, Kamis 11 April 2019.

Ia menjelaskan, efek buruk ketika kurang tidur dan tetap dipaksakan berkendara, adalah mengantuk secara tiba-tiba. Hal itu biasa disebut dengan istilah microsleep.

"Microsleep atau tidur mikro merupakan suatu kondisi, di mana tubuh mengalami fase tidur dalam jangka pendek, beberapa detik. Microsleep menjadi salah satu penyebab seringnya kecelakaan," tuturnya.

Ia mencontohkan, saat mobil melaju di kecepatan 60 kilometer per jam, maka itu sama saja dengan bergerak 16 meter per detik. Sementara, jarak antar kendaraan umumnya kurang dari lima meter.

External Affairs and Communications Director General Motors Indonesia, Yuniadi Haksono Hartono, mengatakan, aspek kesehatan memiliki peran yang vital dalam menjaga keselamatan dan keamanan saat berkendara, agar terhindar dari kecelakaan.

"Data Korlantas Polri menyebutkan, rata-rata 1.000 kecelakaan terjadi setiap harinya. Chevrolet Indonesia menyadari, bahwa para pengemudi harus mempersiapkan kesehatan serta kesiapan fisik, sebelum berkendara," ungkapnya di kesempatan yang sama.