Waspada dengan Tipu-tipu Penjual Motor Bekas
- VIVA.co.id/Dian Tami
VIVA – Hal yang wajar, ketakutan kerap mendera ketika hendak membeli motor bekas. Oleh karena itu, saat membeli kendaraan seken harus lebih cermat.
Membeli motor bekas bukan tanpa risiko. Banyak cara yang dilakukan para pedagang untuk menutupi kekurangan barang dagangannya.
Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah memberikan oli yang lebih kental. Hal ini ditengarai, membuat suara mesin bisa lebih halus.
Technical Service Analyst Astra Motor Jakarta Jalan Dewi Sartika, Rangga Noviar, mengatakan, oli dengan tingkat kekentalan tinggi bisa membuat suara mesin lebih halus.
"Bisa saja, untuk menghindari suara kasar itu maka dipakailah oli dengan tingkat kekentalan yang tinggi," kata Rangga kepada VIVA di Jakarta.
Ia mengatakan, suara berisik pada mesin bisa timbul karena ada beberapa komponen yang melebihi batas waktu penggantian. Otomatis, hal ini membuat celah antara yang satu dengan yang lainnya.
"Celah itu menimbulkan suara kasar dibanding dengan kondisi normal. Dengan oli tingkat kekentalan tinggi, lapisan oli bisa dengan maksimal melumasi komponen-komponen itu," ujarnya.
Namun sejauh ini, ia mengaku belum pernah menangani kasus tersebut. Rangga mengingatkan, setiap hendak membeli motor bekas sebaiknya dilakukan pemeriksaan ke bengkel resmi.
"Kita enggak tahu saat beli motor bekas itu, komponen masih bagus dan masih asli. Asli pun belum tentu bagus, dan bagus juga belum tentu masih asli," kata dia.
Saat dikonfirmasi, pemilik diler motor bekas Gapura Motor, Muhammad, mengaku tak mengetahui kecurangan yang dilakukan oknum pedagang.
Menurutnya, yang ia ketahui, tak ada pedagang di sentra motor bekas Jalan Condet Jakarta Timur, menipu konsumen dengan mencampurkan oli kental ke motor bekas yang dijual.
"Sebelum konsumen membeli, kami biasanya menganjurkan untuk cek fisik mesin di bengkel resmi. Kalau ada yang diganti atau ditukar wajib dibalikin ke Gapura motor tanpa ada potongan harga," kata dia.
Penggawa diler motor bekas Bachmid Motor, Zaky, juga mengungkapkan hal serupa. "Pedagang yang saya kenal sepertinya enggak ada yang kayak begitu. Bisa dibalikin dan dilaporin polisi kalau ada pedagang yang seperti itu,” tuturnya.