Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Suzuki Ciaz?
- Pakwheels
VIVA.co.id – Pasar mobil jenis sedan di Indonesia memang semakin meredup. Dominasi sedan saat ini digantikan dengan model lain yang lebih multi guna, seperti sport utility vehicle (SUV) dan multi purpose vehicle (MPV).
Meski demikian, beberapa agen pemegang merek (APM) produk mobil di Indonesia tetap menghadirkan jenis sedan. Hal ini semata-mata demi mengisi slot sedan yang semakin berkurang jumlahnya.
Salah satu APM yang menyediakan mobil jenis sedan adalah Suzuki. Sempat berjaya beberapa belas tahun lalu dengan produk Baleno, kini PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memiliki gacoan baru, yaitu Ciaz.
Hadir secara resmi pada November 2015 lalu, Ciaz ditawarkan dengan harga Rp279 juta untuk transmisi manual dan Rp289 juta untuk transmisi matik. Lalu, apa saja yang ditawarkan Ciaz dengan harga tersebut?
Beberapa waktu lalu,VIVA.co.id berkesempatan menguji coba Ciaz selama tiga hari. Pengujian dilakukan di sekitar Jabodetabek, mulai dari kondisi macet hingga jalan bebas hambatan.
Dilihat dari sisi eksterior, Ciaz tampil layaknya sedan zaman sekarang, kombinasi elegan dan sporty. Mobil ini terlihat seperti gabungan antara Toyota Altis dengan beberapa garis tegas ala Honda City.
Dengan panjang 4,49 meter, lebar 1,73 meter dan tinggi 1,47 meter, dimensi Ciaz memang tidak terlalu bongsor. Meski demikian, penumpang dapat duduk dengan nyaman, baik di baris pertama maupun kedua.
Demi memberi penerangan jalan yang optimal, baik untuk pengemudi maupun pengguna jalan lainya, Suzuki memasang lampu model proyektor di bagian depan. Cahaya yang dihasilkan cukup terang, namun tidak menyilaukan.
Lingkar roda berukuran 16 inci sebenarnya cukup ideal untuk sedan sekelas Ciaz, namun ukuran ini tampak kurang proporsional dengan desain bodinya.
Selanjutnya...interior dan performa
***
Interior mobil dibuat dengan desain sederhana layaknya sedan entry level. Jarak antara kursi pengemudi dengan panel pintu kanan depan yang cukup besar membuat lengan dapat bersandar cukup nyaman. Lengan kiri juga bisa bersandar pada konsol tengah, yang tingginya pas untuk ukuran orang Indonesia.
Sayang, kualitas interior yang standar membuat suasana baris kedua tampak biasa saja. Untungnya, ada tempat-tempat khusus untuk menaruh barang dan minuman, termasuk ruang yang cukup lega di bawah kaca belakang.
Bagi mereka yang gemar membawa banyak barang, maka akan menyukai mobil ini. Bagasi mobil dirancang cukup luas untuk ukuran sedan, dan mampu menampung beberapa koper berukuran sedang.
Saat melaju kencang, terasa mesin K14B (sama dengan yang digunakan Suzuki Ertiga) berkapasitas 1.400cc agak kewalahan, terutama saat kecepatan lebih dari 100 kilometer per jam. Transmisi matik yang digunakan belum mengadopsi sistem continuous variable transmission (CVT), sehingga hentakan masih terasa.
Namun untuk urusan kenyamanan, mobil ini layak dipilih. Rebound dari suspensi terasa pas untuk kontur jalan di Jakarta, tidak terlalu keras ataupun lemah. Sayangnya, gejala understeer masih terasa, terutama jika menikung dengan kecepatan tinggi.
Kesimpulan yang didapat, dengan harga di bawah Rp300 juta, Ciaz bisa jadi pilihan untuk mereka yang ingin mendapatkan kenyamanan saat perjalanan. Posisi tombol di dasbor dan desain yang sederhana membuat siapa saja tidak perlu waktu lama untuk membiasakan diri menyetir mobil ini.
Namun jika dibanding dengan City atau Vios, Ciaz masih kurang dalam hal fitur dan kemewahan. Tidak adanya sensor mundur membuat pengemudi cukup kesulitan saat hendak parkir.