Review: Mencari Kelemahan Honda All New CBR150R
- VIVA.co.id/Rendra Saputra
VIVA.co.id – Baru-baru ini, Astra Honda Motor (AHM) memberikan pinjaman satu unit All New Honda CBR150R kepada redaksi otomotif VIVA.co.id untuk diuji coba. Padahal sebelumnya, tak lama usai peluncuran, redaksi sudah mendapatkan kesempatan bersama jurnalis dari beberapa media untuk melakukan pengujian motor tersebut di Sirkuit Karting, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Baca juga:
Namun, karena pertimbangan ingin mencoba sensasi All New CBR150R di lalu lintas perkotaan, akhirnya tawaran tersebut kami terima.
Singkat cerita, motor sport fairing itu akhirnya mampir ke kantor selama sepekan alias satu minggu. Kesempatan langsung tak disia-siakan, karena rasa penasaran menggunakannya di lalu lintas perkotaan sejak jauh-jauh hari sudah muncul. Selama sepekan pula, All New CBR150R dibawa wara-wiri membelah kemacetan ibu kota dari Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, menuju Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Lantas, bagaimana sensasinya? Tentu pengetesan ini juga dimaksud untuk coba melihat apa saja kelebihan dan kelemahan pada motor yang saat ini jadi banyak perbincangan penggila roda dua Tanah Air saat digunakan untuk aktivitas harian.
Pengujian
Dari rangkaian catatan yang kami tulis, secara keseluruhan motor ini terbilang nyaris tak ada kelemahan. Lebih tepatnya mengesankan. Diajak pelan enjoy, dibawa ngebut nyaman, tak limbung. Hal yang paling mengesankan ada pada akselerasinya. All New CBR150R kelir merah-putih yang kami coba, sangat 'tebal' tenaganya, utamanya di putaran bawah dan menengah.
Namun, jangan ditelan mentah-mentah dahulu. Biar lebih meyakinkan, kami coba jabarkan dahulu rahasia mengapa diferensiasi tak limbung dan karakter mesin All New CBR150R ini galak di putaran bawah dan menengah.
Kunci kestabilan motor ini sepertinya ada pada swing-arm dan jarak sumbu roda yang dibuat lebih panjang dari edisi sebelumnya, sehingga lebih stabil. Diajak cornering tajam di lalu lintas padat, motor ini sepertinya bisa melahap semuanya dengan sepele. Sementara untuk racikan dapur pacu, lantaran gear belakang diturunkan satu mata menjadi 45. Akibatnya, tarikan menjadi lebih galak di bawah dan menengah.
Selain itu, All New CBR150R juga telah menggunakan sasis model tralis, diamond atau truss frame. Alhasil, bobot lebih ringan dan dengan penambahan hanger berbahan alumunium alloy, getaran pada mesin jadi berkurang. Dari efek pergantian sasis ini, berat kosong All New CBR150R menjadi lebih enteng lima kilogram. Tak heran motor ini jadi lebih stabil.
Lupa daratan
Selama test ride dengan motor seharga Rp33,1 juta itu (model Racing Red), tenaga terus mengisi di seluruh rentang RPM. Sampai-sampai kami seperti lupa daratan, karena tak sadar jika menyentuh limiter yang disetel pada kisaran 10.500 rpm. Tetapi, kami sempat memicingkan mata, karena putaran atas terasa lembut tak segalak di putaran bawah dan menengah.
Saat berada di balik kemudi, hasrat ingin memacu kuda besi baru Honda ini tentu sangat menyeruak. Namun, saat coba memuntir gas dalam-dalam, kerap terbatas dengan lalu lintas yang tak memungkinkan. Alhasil, operan gigi dengan rpm tinggi hanya kerap menyentuh gigi empat dan lima, selebihnya tutup gas dan memilih gigi tiga. Soal performa secara keseluruhan, kece.
Dari catatan di jalanan, kami hanya tembus 120 kilometer per jam. Karena tentu mempertimbangkan keselamatan diri sendiri dan banyak orang lain jika harus membetot liar motor ini di jalanan padat lalu lintas.
Bobot All New CBR150R yang lebih ringan lima kilogram dari edisi terdahulu juga tentu berdampak pada handlingnya. Soal pengereman dan daya redam dari suspensi sangat baik. Rem baik depan dan belakang juga memiliki respon yang baik ketika dicolek.
Hal yang sekiranya menjadi poin kurang pada motor ini, ada pada visor yang terlalu rendah. Subjektif kami menilai penampilan jadi kurang maksimal. Selain itu, tenaga di putaran atas juga kurang galak. Tetapi secara keseluruhan, bisa menjadi pilihan bagi Anda yang tengah berburu motor sport.
(ren)