Saat Hujan, Ban Sebaiknya Dikurangi Tekanan Anginnya?

Ilustrasi/Pemotor melintasi banjir Jakarta
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Hujan yang sering turun akhir-akhir ini membuat kendaraan tentunya harus ekstra diperhatikan. Sebab, berkendara dalam kondisi hujan memerlukan kewaspadaan lebih, karena kontur jalan lebih licin akibat genangan air.

Salah satu persiapan pengendara dalam menghadapi hujan yaitu dengan melakukan pengecekan tekanan angin pada ban, agar tak selip saat digunakan di jalanan yang basah.

Namun, masih banyak pengendara yang menganggap, tekanan ban harus dikurangi, agar motor lebih maksimal. Benarkah demikian?

“Tidak betul. Justru nantinya malah akan memengaruhi daya cengkeram ban di aspal,” kata mekanik Planet Ban Radjiman, Jakarta Timur, Dery, saat berbincang dengan VIVA.co.id di Jakarta.

Jika dilihat secara kasat mata, Dery menjelaskan, ban memang terlihat lebih lebar ketika tekanan angin dikurangi. Namun, daya cengkeram ban sebenarnya justru berkurang.

“Coba lihat di jalan, pasti kelihatan ban kurang menapak. Selain nantinya daya cengkeram ban jadi tidak stabil, juga sangat berisiko apabila dalam posisi berboncengan. Makanya, cukup biarkan tekanan angin pada ban sesuai dengan ukurannya," ujarnya.

Dalam kondisi cuaca normal dan tidak terlalu panas, tekanan angin yang dianjurkan untuk bagian depan sekitar 34 per square inch (psi), sedangkan ban belakang ukurannya 38 psi.

“Nah, kalau dalam kondisi hujan juga sama, tidak jauh berbeda dengan ukuran berkendara saat normal. Kalau ingin dikurangi, jangan sampai terlalu melebihi batas yang dianjurkan. Maksimal 29 psi untuk depan dan belakang 34 psi,” tuturnya.