Harley Indonesia Tutup, Pemilik: Harganya Memang Kemahalan

Rakhmad Santoso bersama dua moge Harley-nya.
Sumber :
  • Foto: Nur Faishal/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Agen resmi motor gede (moge) Harley-Davidson Indonesia, PT Mabua Harley-Davidson, boleh saja tutup. Namun, itu tak membuat pecinta Harley resah. Mereka masih bisa melakukan perawatan mogenya melalui teknisi-teknisi di klub mereka bergabung.

Salah satu pecinta Harley yang tidak resah dengan ditutupnya PT Mabua ialah Rakhmad Santoso, warga Jalan Kalijudan, Surabaya. "Saya sudah mendengar kalau PT Mabua tutup, tapi saya masih bisa melakukan perawatan rutin," katanya kepada VIVA.co.id , Senin, 8 Februari 2016.

Di garasi rumahnya, Rakhmad memiliki dua tunggangan moge, yakni Road King Classic keluaran tahun 2013 seharga Rp680 juta dan tipe Street Glide keluaran tahun 2014 seharga Rp975 juta. "Semuanya saya beli di Mabua," ujarnya.

Rakhmad mengatakan, sejauh yang ia ketahui, harga Harley di Mabua memang mahal. Bisa jadi karena itu pula peminat moge menurun karena berpikir ulang. Padahal, lanjut dia, peminat moge di Indonesia, termasuk di Surabaya, cukup banyak.

"Saya tidak tahu Mabua patokan harganya dari mana. Kalau alasannya karena dolar AS naik, atau karena pajak impornya tinggi, saya kurang tahu. Tapi bisa jadi memang begitu," kata Rakhmad.

Meski Mabua tutup, lanjut pria berprovesi advokat itu, dia mengaku tak khawatir akan kesulitan merawat tunggangan besarnya asal Amerika Serikat itu. Ia masih bisa melakukan perawatan rutin dibantu teman-teman sesama pecinta moga di klub yang ia ikuti, Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Surabaya.

"Kami di HDCI saling sharing tips-tips merawat moge. Di HDCI juga ada tim teknisinya, di-backup juga oleh Mabua. Apalagi Harley saya juga diasuransikan. Jadi soal perawatan moge saya masih bisa lakukan rutin," kata Rakhmad.

Seperti diberitakan, agen resmi Harley Davidson Indonesia, PT Mabua Harley-Davidson, dikabarkan tutup per 31 Desember 2015. Agen resmi penjualan moge asal Amerika Serikat itu tak memperpanjang izin keagenan karena lesunya penjualan, akibat tingginya nilai pajak impor motor besar hingga 300 persen.