Tarikan Vario 125 Jadi Berat Kalau Pakai Pertalite?

Honda Vario 125 CBS Idling Stop System (ISS)
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi
VIVA.co.id - PT Pertamina (Persero) secara resmi menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis baru, yaitu Pertalite, mulai Jumat 24 Juli 2015 lalu. Bahan bakar dengan kadar Research Octane Number
(RON) 90 tersebut dijual dengan harga promosi Rp8.400 per liter.

Meskipun angka RON 90, atau lebih tinggi dari Premium (RON 88), belum tentu cocok dengan kendaraan yang mengkonsumsinya. Sebab, tetap harus mengacu pada kompresi kendaraan dan telah disebutkan pada buku panduan saat membelinya.

Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan dengan sejumlah konsumen yang mengatakan jika Pertalite tak cocok dengan motor Vario 125. Beragam keluhan menyatakan jika Vario 125 terasa 'brebet' saat menggunakan Pertalite.


Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut,
Executive Vice President
Director
AHM, Johannes Loman, membantah adanya hal tersebut. Dia mengatakan bahwa seluruh motor Honda aman menggunakan jenis BBM apapun yang terdapat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).


“Jadi
gini
, motor yang kami produksi di Indonesia itu semua sudah kami tes. Dia (Vario 125) bisa menggunakan semua baha bakar yang ada di Indonesia. Jadi itu
enggak
benar,” ujar Johannes saat dikonfirmasi
VIVA.co.id
.


Namun demikian, ia mengakui jika Honda belum melakukan uji coba terhadap bahan bakar jenis Pertalite, mengingat bahan bakar ini tergolong baru.


“Kami melakukan pengetesannya dengan menggunakan Premium. Tapi bisa dipakai oleh semua bahan bakar yang ada di Indonesia,” Johannes menegaskan kembali.


Sebelumnya, salah seorang
biker
dari Honda Vario Club (HVC), Umi Pakam, menyatakan jika tarikan motornya, Vario 125 keluaran terbaru (2015), berat setelah diisi dengan Pertalite. Ia mengakui jika motor yang digunakannya selama ini terbiasa dengan bensin jenis Pertamax (RON 92).


“Dua hari menggunakan Pertalite perubahannya cuma sedikit berat saja tarikannya. Mungkin masih butuh penyesuaian, karena sebelumnya menggunakan Pertamax,” katanya.


Namun dikatakan Umi, lebih berat lagi kalau pakai Premium, hal ini terasa saat melakukan
touring
ke berbagai daerah yang tidak ada Pertamax. Ia terpaksa pakai Premium dan terasa jauh lebih berat. (ase)