AISI: Opsen Pajak Kendaraan Bikin Harga Motor Naik Rp2 Juta

Motor sport Honda di Wahana
Sumber :
  • Wahana Makmur Sejati

Jakarta, VIVA –  Kebijakan pungutan opsen pajak atau tambahan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) akan berdampak besar diprediksi oleh Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI). Menurut AISI, harga motor di tahun bisa ada kenaikan hingga Rp2 juta.

Kenaikan harga karena  harga sepeda motor baru akibat pemberlakuan pungutan pajak tambahan atau opsen yang besarnya mencapai 66%. Dalam simulasi perhitungan asosiasi, akan timbul kenaikan harga sepeda motor baru berkisar Rp800 ribu hingga Rp2 juta, tergantung jenis sepeda motor barunya. 

Kenaikan ini setara dengan kenaikan harga on the road sepeda motor baru sebesar 5%-7%, atau dua hingga tiga kali lebih besar dari inflasi. Ketua Bidang Komersial (AISI), Sigit Kumala, menilai konsumen motor sangat sensitif hingga penjualan diprediksi bisa anjlok 20 persen juga.

Alva N3 di IMOS 2024

Photo :
  • Arianti Widya

“Konsumen sepeda motor sangat sensitif terhadap kenaikan harga. Opsen pajak bisa menaikkan harga motor di segmen entry level lebih dari Rp800 ribu," ujar Sigit dalam keterangan resminya belum lama ini.

"Segmen midhigh bisa naik hingga Rp 2 juta. Inilah yang akan menekan permintaan padahal sepeda motor ini alat transportasi produktif yang paling dibutuhkan masyarakat di tengah daya beli yang sedang melemah,” lanjutnya.

AISI mencatat pada periode januari hingga November tahun ini, pasar sepeda motor domestik membukukan angka penjualan sebesar 5,9 juta unit atau tumbuh tipis 2,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

VIVA Otomotif: Motor listrik Energica EsseEsse9+ di IMOS 2022

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Fungsi produktif sepeda motor yang menjanjikan efektivitas dan efisiensi bagi kegiatan sehari-hari masyarakat membuat asosiasi semula optimis pasar motor tahun depan bisa mencapai 6,4 juta unit hingga 6,7 juta unit.

“Namun karena faktor opsen pajak ini, kami khawatir pasar justru akan tertekan hingga 20% tahun depan,” kata Sigit.