Layani Turis MotoGP, Warga di Pulau Ini Tak Boleh Punya Motor

Pulau Tanpa Kendaraan Bermotor
Sumber :

VIVA – MotoGP Indonesia yang diselenggarakan di Sirkuit Mandalika, memang berhasil membuat dunia pariwisata di Lombok kembali bergeliat, hotel-hotel penuh, pramuwisata saling bertukar info dan memberi pekerjaan kepada sesama pramuwisata.

Tempat-tempat wisata kembali banyak dikunjungi wisatawan, tak hanya yang berada di dekat Sirkuit, daerah wisata yang lokasinya jauh dari sirkuit pun bergeliat, seperti di pulau Gili Trawangan.

"Banyak yang menginap di Gili Trawangan. Info yang kami dapat, hotel dan penginapan banyak kedatangan tamu khusus untuk melihat balapan di Mandalika, termasuk rombongan dari Federal Oil,” bilang Taufik S, Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia, Lombok Barat dikutip VIVA Otomotif Selasa 22 Maret 2022.

Selain menggunakan speedboat untuk menuju Gili Trawangan, setelah sampai pelabuhan wisatawan harus menggunakan dokar atau warga setempat menyebutnya Cidomo, untuk menuju penginapan.

Ada yang unik selama perjalanan dari pelabuhan menuju penginapan, karena tidak terlihat sepeda motor atau mobil yang seliweran atau parkir di pinggir jalan.

Menurut Taufik S, Ketua DPC Perhimpunan Pramuwisata Indonesia, Lombok Barat menjelaskan, memang di Gili Trawangan itu tidak boleh ada warga yang memiliki kendaraan bermotor.

Pulau Tanpa Kendaraan Bermotor

Photo :

"Masyarakat di sana sepakat untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor, sekarang kesepakatan tersebut sudah menjadi aturan tak tertulis adat atau warga sekitar menyebutnya Awig-Awig," bilang Taufik.

Sehingga warga atau wisatawan di sana, menggunakan andong atau Cimodo dan sepeda untuk alat transportasi.

"Cidomo itu milik perorangan, nah pemiliknya boleh menjadi anggota koperasi, Cidomo dan pemiliknya terdaftar di Dinas Perhubungan," ungkap Aswadi, kusir Cidomo.

Selain Cidomo warga atau wisatawan menggunakan sepeda yang dimiliki oleh warga, tapi ada juga milik hotel yang disewakan, atau fasilitas hotel. Uniknya, Aswadi menjelaskan bahwa kuda-kuda penarik Cidomo tersebut kesehatannya terjamin.

"Ada dokter hewan bule di sini, jadi kalau kuda kami sakit bisa diperiksa oleh dokter bule itu. Selain itu, setiap satu tahun sekali ada orang dari Amerika Serikat yang memeriksa kuda-kuda kami, kemudian mereka memberikan seperti vitamin kepada kuda-kuda kami," beber Aswadi.

Sekarang selain Cidomo dan sepeda, ada juga motor listrik atau sepeda listrik, tapi Aswadi mengungkapkan hanya pemilik cafe, pemilik penginapan atau warga yang boleh pakai, maksudnya tidak disewakan kepada wisatawan.

Kusir Cidomo yang sejak pagi hari sudah siap mengantar wisatawan, dari penginapan ke pelabuhan ini pernah merasa was-was, karena pernah ada yang ingin mendatangkan mobil listrik untuk alat transportasi wisatawan, tapi akhirnya ditolak.

"Para pemilik Cidomo yang didukung oleh warga menolak keberadaan mobil listrik di Gili Trawangan, karena percuma nantinya akan membenani karena mampu tidak menyediakan perawatannya, selain itu bodi mobil listrik yang terbuat dari besi akan cepat korosi karena sering terkena air laut," pungkas Aswadi.