Konversi Motor Listrik Enggak Semudah Balik Telapak Tangan

Ilustrasi Motor Listrik.
Sumber :
  • Hindustan Times.

VIVA –  Pameran Indonesia Electric Motor Show atau IEMS 2021 yang diadakan di Serpong, Tangerang Selatan dimeriahkan dengan berbagai acara. Termasuk, bincang-bincang dengan narasumber terkait pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Salah satu topik yang dibahas, yakni terkait konversi dari motor biasa menjadi motor listrik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 65 tahun 2020, program itu dibuat untuk mendukung percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Jadi, para pemilik sepeda motor yang ingin jantung pacu kendaraannya agar lebih ramah lingkungan bisa mesin berbahan bakar dengan dinamo listrik, lengkap dengan peralatan pendukung seperti baterai dan sistem manajemen pengisian daya.

Namun, konversi tersebut harus melalui proses uji tipe di tempat-tempat yang sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan. Direktur Sarana Perhubungan Darat Kemenhub, M Risal Wasal mengatakan bahwa saat ini sudah ada tiga lokasi yang diberi izin.

Ilustrasi sepeda motor yang dikonversi jadi kendaraan listrik

Photo :
  • Viva.co.id/ Pius Mali

Lokasi yang dimaksud adalah Braja Elektrik Motor yang berlokasi di Surabaya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Bogor, serta bengkel Elders Garage yang berada di Jakarta Selatan.

Sayangnya, sampai saat ini Kemenhub belum memiliki standar resmi untuk pengujian hasil konversi motor listrik tersebut. Itu sebabnya, ia meminta masukan pada Badan Riset dan Inovasi Nasional.

“Kami cari tahu, apakah kendaraan konversi ini kami perlakukan seperti kendaraan listrik baru atau bagaimana,” ujarnya saat menghadiri seminar di IEMS 2021, dikutip VIVA Otomotif Kamis 25 November 2021.

Risal mencontohkan, ada satu motor listrik hasil konversi yang belum lama ini diuji oleh pihaknya. Kendaraan itu awalnya berfungsi normal, namun saat daya listrik baterai mulai berkurang maka lampu juga ikut redup.

“Jadi, terangnya lampu sepeda motor konversi akan menurun seiring dengan kurangnya kapasitas listrik yang digunakan,” tuturnya.

Meski demikian, Risal mengaku bahwa program konversi itu akan tetap dijalankan demi membantu mempercepat penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan di Indonesia.