Wabah Corona, Saat yang Tepat untuk Punya Helm Sendiri
- VIVA/Pius Mali
VIVA – Kehadiran virus corona COVID-19, membuat gaya hidup kita berubah. Yang tadinya malas mencuci tangan, kini rajin melakukannya. Begitu pula dengan membersihkan semua barang yang ada di rumah, agar steril dari segala jenis kuman.
Tak hanya itu, corona yang sekarang menjadi bencana nasional di Indonesia, juga membuat banyak perusahaan mengimbau karyawannya untuk bekerja di rumah. Hal ini semata-mata demi mengurangi kerumunan, yang menjadi salah satu tempat penyebaran virus.
Meski demikian, ada saja mereka yang memang harus melakukan pekerjaan di rumah. Karena menggunakan transportasi umum dianggap berisiko, maka jalan satu-satunya bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi, adalah memanfaatkan jasa transportasi berbasis aplikasi.
Meski sifatnya personal, namun ojek juga bisa menjadi salah satu media penyebaran virus. Bukan dari pengendaranya, karena mereka sudah mendapat instruksi dari perusahaan untuk meminimalisir risiko.
Potensi datang dari alat pengaman yang digunakan secara bergantian oleh penumpang, yakni helm. Besarnya risiko helm mengandung virus, diungkapkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso, dr Mohammad Syahril Mansyur.
"Jangankan helm ojol (ojek online), sajadah masjid juga bisa berpotensi menularkan virus corona," ujarnya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan belum lama ini.
Itu sebabnya, ia menyarankan agar pengguna ojol menggunakan barang-barang milik pribadi, demi mencegah penularan virus corona.
"Saya tidak mengatakan helm ojol bisa jadi penyebaran. Tapi, kalau penumpang yang lain batuk pilek, kan virus bisa menempel. Boleh menggunakan hand sanitizer setelah menyentuh helm. Tapi, sebaiknya dicuci,” tuturnya.
Sebagai informasi, helm saat ini ditawarkan dengan model dan harga yang beragam. Tipe paling standar mulai dari Rp200 ribuan, sementara yang kualitasnya cukup bagus dan bentuknya menarik bisa mencapai Rp500 ribuan.