Jadi Key Market, Royal Enfield Segera Buka Pabrik di Indonesia?
- Royal Enfield
VIVA – Pabrikan otomotif asal India, Royal Enfield, mencatat raihan maksimal selama delapan tahun terakhir. Pada tahun 2010, mereka hanya menjual 50 ribu unit sepeda motor ke pasar global. Sedangkan di 2018, angkanya melonjak tajam menjadi 820 ribu unit.
Melihat pergerakan angka yang sangat signifikan, membuat mereka menetapkan target tinggi di 2019, yakni dengan menjual 950 ribu unit sepeda motor di seluruh dunia.
Dari tingginya angka tersebut, Indonesia merupakan salah satu negara yang menyumbang total konsumen terbanyak. Bahkan, menurut Country Managar Royal Enfield Indonesia, Irvino Edwardly, Tanah Air merupakan satu dari empat negara yang Royal Enfield prioritaskan dalam urusan pemasaran serta uji konsumen.
Namun, ketika ditanya soal angka penjualan di Indonesia, ia tak banyak buka suara. Intinya, kata dia, Indonesia merupakan negara yang memiliki keterkaitan erat terhadap produk garapan Royal Enfield.
“Kami hanya bisa berikan angka secara global, bukan per negara. Tetapi yang mampu kami sampaikan adalah, Indonesia merupakan satu dari empat key market Royal Enfield. Kami bisa melihat, betapa Indonesia memiliki peranan penting untuk pengembangan Royal Enfied secara global. Apalagi di Indonesia pasar mid-size masih belum banyak dijamah pabrikan lain, sehingga Royal Enfield coba masuk ke pasar itu,” ujar Irvino di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Meski ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar penting Royal Enfield, namun perusahaan yang identik dengan tunggangan cruiser itu belum berencana mendirikan manufaktur di Tanah Air. Pihaknya justru memilih Thailand, sebagai lokasi berdirinya pabrik Royal Enfield pertama di kawasan Asia Tenggara.
Tetapi, menurut Irvino, pemilihan Thailand sebagai basis produksi Royal Enfield di ASEAN bukan menjadi yang terakhir. Hingga kini, mereka masih menjajaki pasar di kawasan terkait. Salah satu negara yang paling potensial ialah Indonesia.
“Tidak menutup kemungkinan (Royal Enfield buka pabrik di Indonesia). Pembukaan pabrik di Thailand bukan berarti kami berhenti membaca peluang. Kami terus pelajari pasar. Apakah selanjutnya di Indonesia? Kita tunggu saja,” kata dia.