Tanpa Fitur Ini, Mobil Mudah Melintir

Alat ESP yang terpasang di mobil.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Jeffry Yanto

VIVA.co.id – Bosch sebagai pencipta teknologi canggih untuk pabrikan mobil dan motor, sedang mengenalkan teknologi keselamatannya di Thailand dan Indonesia.

Setelah mensosialisasikan mengenai kecanggihan fitur anti-lock braking system (ABS) pada sistem pengereman, kali ini fitur canggih yang dibahas adalah Electronic Stability Program atau ESP.

Fitur ini sudah ada sejak 22 tahun silam, dan sudah banyak dipasang pada mobil-mobil keluaran terbaru yang meluncur di Indonesia. Meski fungsinya sama, tapi masing-masing pabrikan memiliki sebutan sendiri untuk ESP.

BMW menyebutnya sebagai Dynamic Stability Control (DSC), pada Toyota digunakan nama Toyota Vehicle Dynamics Integrated Management (VDIM), Vehicle Dynamic Control (VDC) di mobil-mobil produksi Nissan, dan Vehicle Stability Assist (VSA) pada mobil Honda.

Vehicle Stability Control itu sama saja, istilahnya saja yang berbeda-beda pada setiap pabrikan mobil. ESP menambahkan fungsi dari ABS untuk kestabilan,” ujar Marketing Manager Chassis System Control Bosch, Suttine Phongmode, kepada VIVA.co.id.

Cara kerja ESP yakni mendeteksi setiap putaran roda melalui sensor. Ketika terdeteksi adanya kehilangan traksi di roda, secara otomatis sistem ini akan mengaktifkan rem dan mengatur ulang tenaga mesin.

Dengan memanfaatkan ABS, ESP akan memperlambat putaran roda yang selip. Selain itu, tenaga mesin yang disalurkan ke roda tersebut juga dikurangi, sehingga dapat mengembalikan daya cengkeram ban.

“Yang harusnya mobil tergelincir keluar dari jalur karena terlalu patah membelok, dengan teknologi ini tidak akan terjadi. Karena, ESP bisa mengatur putaran atau torsi di setiap roda agar seimbang,” ujarnya menjelaskan. (mus)