Mau Diproduksi Lokal, Ertiga Diesel Bakal Turun Harga? 

Suzuki Ertiga Diesel Hybrid
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yasin Fadilah

VIVA.co.id – Setelah resmi diluncurkan, Suzuki berencana akan merakit Ertiga Diesel Hybrid secara lokal di Indonesia. Sebab, saat ini mobil low multi purpose vehicle bermesin diesel itu masih berstatus impor dari India. Meski demikian, langkah itu tak cepat dan singkat. Sebab, pabrikan asal Jepang itu harus menunggu enam bulan guna melakukan evaluasi pasar terlebih dahulu sebelum dilakukan lokalisasi. 

"Kalau hitung-hitungan skala ekonomi harusnya bisa masuk. Tapi sekali lagi, ini butuh evaluasi. Kurang lebih enam bulan pertama ini kami evaluasi ulang lagi. Kalau skala ekonomisnya bisa masuk, kami planning rakit di sini," kata Harold Donnel, Head of Brand Development & Marketing Research 4W PT SIS saat ditemui di Bogor, Jawa Barat.

Harold menuturkan, meski saat ini pihaknya telah merencanakan untuk melokalkan produknya tersebut, namun untuk pemutusan kandungan lokalnya belum bisa diinformasikan.

"Kalau komponen kembali lagi ke Suzuki global. Tapi kalau kami di Indonesia selalu mengarahkan komponen lokal diperbanyak. Artinya bikin busi dari Indonesia, blok mesin dari Indonesia, itu yang nanti kami pikirkan. Secara target berapa kandungan lokal, kami belum keluarkan," ujarnya.

Selanjutnya>>> Bakal turun harga?

***

Bakal turun harga?

Saat disinggung soal harga, New Ertiga Diesel Hybrid jika dirakit secara lokal tentu akan lebih murah. Namun Harold tak mau menjanjikan. Meski kemungkinan ke arah sana tetap ada.

"Harga seharusnya bisa sama dengan harga sekarang. Tapi kalau dibikin lebih murah, mungkin saja, karena kami pernah menerapkan strategi itu di Swift lama. Tentu kami harus studi lagi melihat kandungan lokalnya itu seberapa besar. Kerena kepentingannya itu bukan hanya masalah skala ekonomis tapi juga janji kami ke pemerintah," tuturnya.

Test drive Suzuki Ertiga Diesel di Bogor. Foto: VIVA.co.id/Yasin Fadilah.

Selain itu, sambung Harold, jika menurunkan harga, tentu yang jadi pertimbangan selanjutnya adalah kepercayaan konsumen. 

"Misalnya, harga yang tadinya Rp219 juta karena impor, terus dilakukan CKD (completely knock down) dan tiba-tiba Rp210 juta. Kan konsumen (yang sudah membeli Ertiga CBU) kecewa juga," katanya.