Kebiasaan Unik Mengemudi di Jepang, Tak Ada di Indonesia
- Automotivenews
VIVA.co.id – Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan budaya kedisiplinan. Hal itu juga berlaku saat mereka tengah berkendara di jalan raya. Karena disiplin yang tinggi pula, angka kecelakaan lalu lintas di sana sangat kecil, setelah negara Inggris. Data itu disampaikan International Transport Forum Road Safety Annual Report 2014.
Tak seperti pengemudi di Indonesia, di Jepang justru para pembesut kendaraan rela mengantre jika lampu lalu lintas berwarna merah. Sementara di Indonesia, seakan tak mau mengalah dengan maraknya aksi serobot saat lampu merah menyala.
Seperti dilansir dari situs resmi Daihatsu, Senin, 9 Januari 2017, ternyata ada tiga hal unik yang sering ditemui pengemudi di Jepang dan bisa menjadi panutan pengendara di Indonesia. Apa saja?
1. Lampu hazard digunakan untuk Ucapan Terima Kasih
Bila di Indonesia lampu hazard digunakan saat keadaan darurat, baik itu saat mogok atau Anda tiba-tiba berhenti karena menunggu seseorang, berbeda dengan di Jepang. Di sana, penggunaan lampu darurat juga kerap dipakai ketika pengemudi ingin mengucapkan “arigato” atau terima kasih kepada pengemudi lain.
Interaksi ini kerap terjadi ketika pengemudi selesai meminta jalan di persimpangan. Masyarakat Jepang punya kebiasaan mengucapkan “arigato” pada banyak hal. Mungkin lampu darurat dianggap cara mudah dalam melakukan hal ini di jalan. Pengemudi di Jepang juga dikenal sopan dan minim kemarahan di jalan raya.
2. Tidak ada klakson
Salah satu yang tidak akan sering kita dengar di jalanan Jepang adalah bunyi klakson. Mengapa demikian? Dengan membunyikan klakson, maka menurut orang Jepang adalah suatu hal yang dapat membuat orang lain stres dan terganggu. Maka itu, apabila tidak ada hal yang amat sangat penting, seperti polisi sedang dalam kondisi darurat atau juga mobil ambulans yang sedang membawa pasien kritis, rasanya mereka pantang untuk membunyikan klakson.
3. Parkir rapi
Negeri Sakura ini memiliki sistem parkir mobil canggih. Namun tak cuma sistem parkir saja yang rapi, karena budaya disiplin yang mereka terapkan. Mereka tentu tak sembarang parkir kendaraannya di wilayah publik yang dapat mengganggu pengendara lain.