Pemilik Dongkol, Mobil Nabrak saat Mode Mengemudi Sendiri

Mobil Tesla yang mengalami kecelakaan saat pakai mode autopilot.
Sumber :
  • Shanghaiist

VIVA.co.id – Salah seorang pemilik mobil Tesla di Tiongkok, Luo Zhen, mengajukan keluhan terhadap Tesla Motors. Hal ini karena dirinya mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil keluaran Tesla. Kecelakaan tersebut, menurut Luo, karena Tesla dianggap telah membuat fitur autopilot palsu dan tidak berfungsi dengan baik.

Dilansir Shanghaiist, Senin 5 September 2016, kecelakaan itu terjadi karena mode autopilot mobil yang dikendarai pria berusia 33 tahun asal Tiongkok itu sedang aktif ketika melaju di jalan tol. Pada saat menggunakan autopilot, kendaraan bertabrakan dengan mobil yang diparkir secara ilegal di sisi kiri jalan raya dan membuat kedua mobil rusak. Namun, untungnya tidak ada yang terluka dalam kecelakaan itu.

Luo mengklaim, mobil itu memiliki mode autopilot yang tidak befungsi, berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh tenaga penjual, di mana mobil dapat mengemudi sendiri dengan menggunakan mode autopilot.

Bahkan, ia mengatakan rela membayar tambahan 27.500 yuan atau setara dengan Rp54,3 juta untuk menambahkan fitur autopilot itu di mobilnya. "Kesan yang mengatakan mobil ini dapat mengemudi sendiri itu sama sekali tidak membantu pengendara dalam mengemudi," kata dia.

Namun, hal itu dibantah oleh pihak Tesla. Tesla mengatakan Luo tak mengikuti instruksi Tesla dan tak memegang setir mobil ketika terjadi kecelakaan saat fitur autopilot berlangsung.

Elon Musk, Chief Executive Officer (CEO) dan pendiri Tesla mengatakan, pengemudi juga masih memiliki tanggungjawab dalam mengendalikan setir mobil agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. Pengendara juga harus tetap menyadari bahwa ini bukan fitur yang sekali coba dan langsung bisa digunakan.

"Autosteer atau autopilot merupakan fitur yang memerlukan pengemudi untuk menjaga tangannya pada kemudi sepanjang waktu, untuk selalu mempertahankan kontrol dan tanggung jawab pada kendaraan,” kata dia.

Sementara itu, berdasarkan laporan Financial Times, dengan adanya fitur tersebut, konsumen yakin untuk tidak khawatir karena dianggap dapat mengurangi kecelakaan fatal di jalan. Karena seperti data yang dipaparkan, 90 persen kecelakaan disebabkan oleh kesalahan manusia. Namun, dalam praktiknya, fitur ini dianggap sudah mengalami berbagai masalah sejak kemunculannya. Seperti kecelakaan di Florida dan beberapa insiden kecil lainnya.

(ren)