Ketahui Akal-akalan Pedagang Pelek Bekas
- viva.co.id/Jeffry Sudibyo
VIVA.co.id – Tak cuma edisi barunya saja yang sudah banyak di pasaran, melonjaknya pasar otomotif roda empat di Tanah Air juga dimanfaatkan sejumlah pelakon usaha untuk mencari peruntungan dengan menjual edisi bekasnya. Hal itu tentu saja tetap menguntungkan, karena banyak pula masyarakat yang mencarinya karena pertimbangan harga yang lebih miring.
Namun, Anda tentu wajib waspada dan teliti sebelum membeli. Sebab ada saja pedagang pelek bekas yang nakal, menjual produk dengan kualitas buruk.
Menurut Ismail, pedagang pelek bekas di Permata Hijau, Jakarta, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk mengetahui apakah pelek bekas yang hendak dibeli berkondisi bagus atau sebaliknya.
“Kalau pelek yang sudah pernah diservis itu kelihatan, apalagi yang pecah, kelihatan ada bekas retak di pinggirnya. Itu biasanya bekas lubang," kata Ismail kepada VIVA.co.id, Senin 5 September 2016.
Pelek dengan kondisi buruk seperti peyang, kata dia, juga pasti ketahuan dari putarannya. Beberapa penjual di antaranya tetap coba membelinya dari pemilik yang menjual kepada mereka dengan harga murah, karena mereka selanjutnya akan melakukan balancing sendiri.
Andai pun kondisi pelek sudah tidak wajar kondisinya, akan coba didaur ulang. “Pelek itu masih bisa didaur ulang, jadi untuk kondisi yang sudah tidak wajar itu paling saya lebur saja jual kiloan,” katanya.
Dari penelusuran di Jalan Joglo Raya, Jakarta Barat, ada beberapa pedagang pelek bekas yang masih memanfaatkan pelek dengan kondisi rusak parah dan coba diperbaiki kembali agar mendapatkan untung yang besar. Hal itu diakui sejumlah pedagang meski jumlahnya tak sebanyak dahulu.
“Kita pasti reparasi lagi, di-balancing lagi, jadi kita lempengin semua. Karena ada beberapa pelek yang kita beli itu sudah melintir, dan pasti kena press di tukang bubut. Tapi saya jual pelek begitu sudah sedikit,” tutur Salim pedagang pelek bekas di Joglo Raya.
Ia mengaku kalau dahulu saat masih menjual pelek di pinggir jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Pelek serusak apa pun masih diakali agar kondisinya bagus lagi. Namun, lantaran kini sudah mempunyai toko sendiri dan tak menjual barang di pinggir jalan, dia tidak berani demi jaga kepercayaan konsumen.