Apa Perbedaan Toyota Sienta Produksi Jepang dan Indonesia?

Interior Toyota Sienta.
Sumber :
  • Dok: Toyota Astra Motor

VIVA.co.id – Toyota Sienta akhirnya diluncurkan PT Toyota Astra Motor (TAM), bertepatan dengan ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis 7 April 2016.

Mobil yang menjadi rival Honda Freed ini diklaim mampu menarik hati konsumen di Tanah Air, dengan target penjualan sebanyak 3.500 unit per bulan.

Meski memiliki bentuk yang terlihat mata sama seperti Sienta produksi Jepang, nyatanya, mobil yang diproduksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, ini memiliki sejumlah perbedaan.

Menurut Chief Engineer Toyota Sienta Hiroshi Kayukawa, perbedaan yang dimaksud yakni mulai tampilan desain, teknologi, dan beberapa fitur.

“Di Jepang, satu pilihan transmisi, yaitu otomatis. Sedangkan di Indonesia, masih ada menginginkan transmisi manual,” ujar Kayukawa usai peluncuran Sienta, Kamis 7 April 2016.

Tak hanya itu, jarak kendaraan ke tanah Sienta rakitan lokal dibuat lebih tinggi 25 milimeter, karena kontur jalanan Indonesia yang tidak sehalus jalanan di Jepang.

Menariknya, pada bagian dasbor, jika dilihat lebih detail, memiliki corak yang cukup kental dengan Indonesia, yakni adanya motif batik.

"Saya ingin menambahkan satu cita rasa Indonesia dan memberikan suatu kehormatan pada budaya Indonesia. Jadi, saya memilih batik," ungkap Kayukawa.

Motif batik ini terdapat di seluruh varian Sienta, mulai dari tipe E,G,V, hingga Q. Sienta khusus Indonesia ini mengusung mesin 1.500cc, sama seperti yang digunakan Avanza baru, serta dikawinkan dengan dua pilihan transmisi, yaitu manual enam percepatan dan continuous variable transmission (CVT) tujuh percepatan.

“Filosofi saya adalah menempatkan diri sebagai konsumen. Saya berkunjung ke berbagai negara, untuk menemukan aktivitas-aktivitas yang sedang digemari serta gaya hidup yang baru,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Kayukawa, melalui riset yang mendalam serta komunikasi langsung dengan konsumen, ia bisa mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen dari sebuah mobil jenis multi purpose vehicle (MPV).