Banyak Pabrik Otomotif Berdiri, Apa Untung Buat Indonesia?

Suasana perakitan Toyota Etios di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di kawasan perindustrian Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/03/2013).
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia terus membuka gerbang untuk menyambut kedatangan para investor luar negeri, demi masuknya investasi di sektor Industri. Terakhir, industri otomotif kedatangan pendatang baru dari negeri Tiongkok.

Keberadaan perusahaan otomotif asing yang semakin menjamur pun ikut ditanggapi Menteri Perindustrian Saleh Husin. Menurut Saleh, meski datang dari luar negeri, namun hal itu dianggap tetap memberikan keuntungan untuk Indonesia.

“Antara lain, pemasukan dari pajak, pajak di daerah, tenaga kerja, itu memang tidak untung? Untung itu,” ujar Saleh menjawab pertanyaan VIVA.co.id, saat ditemui di kawasan Jeruk Purut, Jakarta, Minggu kemarin, 14 Maret 2016.

Selain berhubungan dengan pajak dan menyerap dapat tenaga kerja, kata Saleh, adanya perusahaan asing juga berpengaruh terhadap kehidupan pekerjaan masyarakat sekitar, mulai dari kos-kosan, angkutan umum, ojek, rumah makan dan lainnya.

Saleh pun menyatakan, meski kawasan industri dikenal berada di wilayah Karawang, Jawa Barat, namun pada kenyataanya sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, juga memiliki industri yang tak kalah dalah hal memproduksi komponen.

Karena itu, ada baiknya jika untuk membuat produk otomotif dibuat secara lokal di dalam negeri.

“Katanya mau mobil nasional, lokal kontennya kan harus nasional. Jangan hanya sekedar euforia. Kita selalu terkesima dengan mobil nasional, tetapi nanti komponennya ambil dari China, itu kan sama saja ngebohongin,” jelasnya.

“Produk lokal konten itu harus di dalam negeri, itu yang harus kita dorong terus. Kenapa kita masih kalah dengan Thailand, karena di Thailand lokal kontennya 2.500-3.000 industri komponen. Sedangkan kita masih 1.000 industri, nah sisanya impor. Masa sih kita impor terus,” ujar Saleh. (asp)