Daihatsu Dibeli Toyota, Bakal Saling Tukar Teknologi

Presiden Toyota Motor Akio Toyoda dan Presiden Daihatsu Masanori Mitsui.
Sumber :
  • Foto: Reuters/Yuya Shino

VIVA.co.id - Toyota tak lama lagi bakal memiliki kontrol penuh terhadap Daihatsu, mulai Agustus 2016. Hal itu lantaran Toyota Motor Corp mengakuisisi Daihatsu Motor sepenuhnya.

Pada Agustus mendatang, seluruh saham Daihatsu akan dimiliki oleh Toyota. Nantinya, Daihatsu ditugaskan untuk menggarap mobil-mobil dengan biaya rendah, sementara Toyota akan fokus dengan mobil segmen atas.

Daihatsu diketahui merupakan perusahaan otomotif asal Jepang yang hadir sejak 1907. Sebelumnya, Toyota memiliki saham mayoritas Daihatsu sebanyak 51 persen pada tahun 1988. Namun kini, Toyota sudah menaikkan kepemilikan sahamnya menjadi 100 persen.

Toyota mengakuisisi saham Daihatsu dengan cara menukar sekitar 0,26 saham milik Toyota dengan setiap saham Daihatsu. Saham Daihatsu akan mengalami delisting (atau penghapusan saham di pasar) setelah 26 Juli. Demikian dilansir Autoblog, Kamis 4 Februari 2016.

Berdasarkan keterangan resmi yang disampaikan Toyota Motor Corp, sebagai bagian dari pengaturan baru, divisi Daihatsu nantinya akan fokus mengembangkan mobil kecil terbaru, baik untuk dirinya sendiri dan untuk perusahaan induknya. Nantinya, Toyota akan berbagi teknologi dengan Daihatsu. Keduanya juga akan berbagi jaringan masing-masing di sejumlah negara berkembang.

Tak cuma negara berkembang, bisa jadi Daihatsu juga fokus ke pasar Eropa dan Amerika. Semua akan terungkap beberapa waktu ke depan.

Lantas, adakah pengaruhnya ke Indonesia? Menanggapi hal tersebut, Sudirman MR, Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor selaku Agen Pemegang Merek Daihatsu di Indonesia, hingga saat ini kabar akuisisi tersebut belum ada pengaruh terhadap PT ADM.

“Itu tidak ada pengaruh untuk sementara. Penyelesaiannya akan berjalan sampai dengan 1 Agustus 2016. Jadi untuk sementara tidak ada pengaruh perubahan apa-apa (di ADM),” ungkap Sudirman saat ditemui beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Sudirman juga menyatakan, saat ini pun PT ADM belum melakukan tindakan khusus atau antisipasi masalah tersebut, karena saat ini masih dalam proses. Tidak hanya itu, kata Sudirman, Daihatsu Indonesia juga belum melakukan kebijakan apapun sampai nanti keputusan diselesaikan pada 1 Agustus 2016 mendatang.

Sebaliknya, menurut Sudirman, akuisisi terhadap perusahaan otomotif di Jepang merupakan hal yang biasa.

“Itu kan implikasinya masing-masing, Toyota punya joint venture di Indonesia, Daihatsu juga punya. Tapi itu kan independen masing-masing. Kebijakan induknya juga masih tetap. Jadi belum tentu langsung ikut,” kata Sudirman. (one)