Menjajal Storme, SUV Alternatif dari Bollywood
Sabtu, 26 April 2014 - 16:32 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Sandy Mahaputra
VIVAnews
- Pasar Indonesia disuguhi banyak varian kendaraan Sport Utility Sport (SUV) tujuh penumpang, mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah. Tak cuma dari Jepang dan negara-negara Eropa yang punya teknologi kelas wahid, tapi juga dari negara berkembang.
Tata Safari Storme misalnya, pabrikan dari India juga turut meramaikan pasar. Mereka masuk dalam klas SUV tujuh penumpang sebagai alternatif pilihan konsumen. Bagaimana tidak, Storme ditawarkan Rp280 juta
On the Road
Jakarta, jauh di bawah pesaingnya yang membanderol barang Rp400 jutaan.
Dari eksterior, Storme tampak layaknya Land Rover versi 2000-an yang mengadopsi atap meninggi di bagian belakang, pintu belakang yang dibuka ke samping, serta karakter bodi dengan jendela lebar. Maklum saja, Land Rover saat ini sudah punya Tata sejak bangkrut bererapa tahun lalu.
Storme sudah menyediakan pijakan memanjang hingga pintu tengah sehingga memudahkan penumpang naik turun. Ini tentu karena g
round clearance
200 mm.
Bagi pengemudi, juga ada ada pegangan di pilar dekat setir, tentu lebih nyaman.
Baca Juga :
Sayangnya, dashboard
mobil ini sangat sederhana. Hanya ada player single din. Pengatur suhu ruang kabin juga masih manual.
Meski demikian, Tata sudah menyematkan jok berbalut kulit dan fitur keselamatan
dual airbag
.
Mantap di jalan jelek
Saat
VIVAnews
diberi kesempatan mencoba, untuk jalan jelek berbatu, belum aspal, mobil ini sangat mantap. Dengan bobot kosong 2 ton, pengemudi bisa tenang tak perlu takut kurang beban, terutama saat menanjak di jalan licin.
Storme menggunakan mesin diesel VariCOR 2.200 cc 16 katup VVT
direct injection common rail
. Mesin ini menyemburkan tenaga 140 PS pada 4.000 rpm dan torsi puncak 320 Nm pada 1.700-2.700 rpm. Tentu, tenaga sebesar ini cocok dengan beban 2 ton.
Namun, Anda perlu hati-hati bila melewati medan
offroad
. Mobil ini belum dilengkapi penggerak penggerak 4 roda, alias masih 4x2.
Sepertinya mobil ini didesain untuk pedesaan. Sebab, bila jalan di tol, mobil ini sedikit limbung. Sedangkan di perkotaan, tidak gesit karena badan yang bongsor.
Soal konsumsi BBM, untuk mobil sebesar itu termasuk irit. Bahkan Tata mengklaim hanya butuh 1 liter solar untuk menempuh 15 km pada jalan tol Jakarta. (eh)