Mobil LCGC Sudah Tak Murah Lagi hingga Tembus Rp200 Juta, Ini Kata Gaikindo

Honda Brio Satya di GIIAS 2024
Sumber :
  • Honda Prospect Motor

Jakarta, VIVA –  Harga mobil Low Cost Green Car (LCGC) kini sudah mulai terus merangkak naik, bahkan tembus hingga Rp200 juta. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut harga LCGC tetap dijaga dan dipantau oleh pemerintah.

LCGC memang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki kendaraan roda empat dengan harga terjangkau. Tapi kini, harganya mulai disesuaikan setiap tahunnya.

Salah satunya adalah Honda Brio Satya, pada Desember 2024 masih di angka Rp167,900 juta sampai Rp253,100 juta, tapi memasuki awal tahun ini sudah mengalami kenaikan, dan perubahannya cukup signifikan dari sebelumnya.

Honda Brio Satya di GIIAS 2024

Photo :
  • Honda Prospect Motor

Untuk kategori LCGC harga Brio Satya tipe S manual naik Rp2,5 juta, Satya tipe E manual naik Rp2,7 juta, dan Satya E CVT matik meningkat hingga Rp4,2 juta. Sekretaris Gaikindo, Kukuh Kumara, menyebut kenaikan harga mobil LCGC tetap butuh izin dari Kementerian Perindustrian.

"LCGC itu kenaikannya dijaga, dan itu ada hitungannya, dan dilaporkan ke Kemenperin untuk dapat approval, naiknya berapa. Karena mau nggak mau, ada biaya produksi yang naik, nilai tukar naik, harus ada penyesuaian. Makanya yang tadi harganya ratusan jadi (hampir) Rp 200 juta," kata Kukuh Kumara di Jakarta, Selasa 14 Januari 2025.

Umumnya kenaikan harga setiap awal tahun berkaitan dengan perubahan ongkos produksi, harga komponen. Tapi seperti diketahui ada sejumlah kebijakan baru yang diterapkan pemerintah pada tahun ini. 

Daihatsu Ayla di GIIAS 2024

Photo :
  • Arianti Widya

Kebijakan baru tersebut meliputi opsen pajak yang berlaku di daerah-daerah luar Jakarta, serta Pajak Pertambahan Nilai, atau PPN 12 persen dari 11 persen yang dibebankan untuk mobil yang terkena PPnBM.

"Ini kendaraan yang diminati masyarakat dalam batasan kemampuan mereka, data kita itu hampir 70 persen yang dibeli masyarakat Rp300 juta ke bawah. Mobil harganya Rp 100 juta, on the road-nya jadi Rp 140-150 juta. Separuhnya sendiri bentuknya pajak, " ucap Kukuh.

"Di sisi lain kendaraan itu (LCGC) sekarang kategorinya bukan kendaraan mewah, karena dipakai untuk cari uang, ini jadi bahan pertimbangan sendiri, kalau kemudian ekonomi tumbuh, kelas menengah tumbuh, pendapatannya naik, mereka mampu beli mobil. Industrinya akan tumbuh," paparnya.